Abrasi Sungai Mahakam Melebar, 106 Warga Sebulu Mengungsi Beberapa warga desa Sebulu Ilir telah membongkar rumah mereka untuk menyelamatkan material bangunan sebelum ikut amblas ke sungai Mahakam Photo: Fitri Merlina
Anak-anak desa Sebulu Ilir duduk di jalan semenisasi sambil menyaksikan kawasan longsor akibat abrasi sungai Mahakam Photo: Rhiad Punjadi
|
KutaiKartanegara.com - 02/08/2015 11:23 WITA
Sebanyak 32 Kepala Keluarga (KK) atau terdiri dari 106 orang warga Kecamatan Sebulu dilaporkan telah meninggalkan tempat tinggal mereka yang terletak di bantaran sungai Mahakam setelah longsor akibat abrasi sungai terus meluas di wilayah desa Sebulu Ilir hingga Sebulu Ulu.
Jika sebelumnya hanya jalan desa berupa jembatan ulin dan jalan semenisasi yang longsor ke sungai Mahakam, kini ada 2 bangunan rumah warga yang ikut amblas.
Selain mengungsi ke rumah keluarga terdekat dengan membawa harta benda masing-masing, sejumlah warga di kawasan tersebut telah membongkar rumah mereka untuk mengamankan material bangunan sebelum ikut amblas ke sungai Mahakam.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara (Kukar) H Darmansyah, untuk sementara telah ada 32 KK atau 106 jiwa yang mengungsi.
"Dari desa Sebulu Ilir ada 26 KK atau 86 jiwa yang mengungsi, sedangkan dari desa Sebulu Ulu ada 6 KK atau 20 jiwa. Sehingga jumlah pengungsi seluruhnya hingga Minggu pagi ini berjumlah 32 KK atau 106 jiwa," jelas Darmansyah.
Ditambahkannya, Pemkab Kukar melalui dinas/instansi terkait terus berkoordinasi untuk memberikan bantuan serta mencari solusi terbaik untuk warga yang terkena dampak longsor di wilayah Kecamatan Sebulu itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, longsor akibat abrasi sungai Mahakam ini terjadi pada Jum'at (31/07) dini hari sekitar pukul 03.25 WITA di wilayah desa Sebulu Ilir. Kejadian serupa pernah terjadi di Sebulu Ilir pada 25 Agustus 2011 yang menyebabkan puluhan rumah warga amblas 'ditelan' sungai Mahakam.
Pemkab Kukar sebenarnya telah membangun rumah untuk korban longsor tahun 2011 itu. Namun sayangnya belum ditempati lantaran belum masuknya jaringan air PDAM dan listrik. (win)
|