Bupati Kukar Tutup Erau dan EIFAF 2014 Tahun Depan Bakal Lebih Meriah Lagi Upacara adat Mengulur Naga menjadi puncak rangkaian pesta adat Erau yang berakhir Minggu (22/06) kemarin Photo: Agri
Putra Mahkota Kesultanan Kutai HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat memimpin upacara adat Mengulur Naga dari Tenggarong menuju Kutai Lama Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 23/06/2014 12:57 WITA
Setelah digelar selama sepekan, pesta adat Erau yang digandeng dengan Erau International Folk Art Festival (EIFAF) 2014 resmi ditutup Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari di Museum Mulawarman, Tenggarong, Minggu (22/06) kemarin.
Penutupan pesta adat Erau dan EIFAF 2014 ini ditandai pula dengan pelaksanaan upacara adat Mengulur Naga serta tradisi siram-siraman air alias Belimbur.
Selain dihadiri Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II beserta pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kukar, penutupan Erau ini dihadiri pula oleh ratusan anggota delegasi kesenian mancanegara peserta EIFAF 2014.
Bupati Kukar Rita Widyasari saat menutup kegiatan tersebut mengatakan, Erau bukan hanya sekedar ungkapan rasa syukur dan untuk mempererat persatuan, namun juga sebagai usaha pelestarian dan pengembangan adat istiadat.
Selain itu, tambahnya, Erau juga merupakan salah satu event yang digelar dalam rangka mengembangkan pariwisata di Kukar. Oleh karea itu, Bupati Kukar mengajak generasi muda di daerah ini untuk mengetahui dan melestarikan adat istiadat yang ada di Kukar, untuk kemudian ditonjolkan, baik itu seni budaya hingga makanan khas daerah.
Ditambahkan Rita, Erau tahun ini lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, ada 11 negara anggota CIOFF berpartisipasi menyemarakkan Erau.
Pesta adat Erau ditutup secara resmi oleh Bupati Kukar Rita Widyasari Photo: Agri
"Erau tahun 2015 mendatang bakal lebih meriah lagi. Jadi masyarakat hendaknya bersiap menangkap peluang dengan ide kreatif untuk meningkatkan pendapatan," demikian pesannya.
Acara penutupan pesta adat Erau dan EIFAF 2014 kemarin Minggu diawali dengan pembacaan riwayat Naga Erau. Kemudian setelah sambutan penutupan dari Bupati Kukar, rangkaian acara dilanjutkan dengan upacara adat Mengulur Naga.
Prosesi Mengulur Naga ini dipimpin oleh Putra Mahkota Kesultanan Kutai HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat. Dua replika Naga Erau kemudian diberangkatkan menuju Kutai Lama dengan menggunakan 2 buah kapal.
Namun sebelum berangkat ke ibukota pertama Kerajaan Kutai Kartanegara itu, kapal yang membawa sepasang Naga Erau itu terlebih dahulu berputar sebanyak 3 kali di sungai Mahakam.
Sementara itu, setelah Naga Erau diberangkatkan menuju Kutai Lama, Sultan H Adji Mohd Salehoeddin II menjalani ritual Beumban dan Begorok yang dilaksakan di dalam keraton.
Kemudian setelah itu, Sultan Kutai berjalan menuju dermaga depan Museum Mulawarman dan menjalani prosesi naik ke Rangga Titi untuk memercikkan air Tuli yang diambil dari Kutai Lama. Dengan dipercikkannya air tersebut, maka tradisi Belimbur pun dimulai. (win)
|