Delegasi Mancanegara Antusias Ikut Belimbur Delegasi kesenian mancanegara peserta EIFAF 2014 terlibat perang air alias Belimbur pada penutupan Erau 2014, Minggu (22/06) kemarin Photo: Agri
Anggota tim kesenian Kroasia ikut menikmati tradisi Belimbur di penghujung Erau Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 23/06/2014 20:14 WITA
Tradisi Belimbur atau saling siram air menjadi puncak kemeriahan pesta adat Erau Adat Kutai 2014 di Tenggarong, Minggu (22/06) kemarin, usai digelarnya upacara adat Mengulur Naga.
Belimbur sendiri secara resmi dimulai setelah Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II memercikkan air tuli yang diambil dari perairan sungai Mahakam di Kutai Lama, Kecamatan Anggana.
Warga yang berada di sekitar Museum Mulawarman pun mulai menyiramkan air ke orang lainnya. Mobil PMK dan mobil Water Canon milik Polres Kukar juga ikut menyemprotkan air ke atas untuk membasahi warga yang berkerumun di kawasan Jalan Diponegoro.
Selain warga, kerabat Kesultanan Kutai maupun pejabat yang basah kuyup, ratusan anggota delegasi kesenian mancanegara peserta Erau International Folk Art Festival (EIFAF) 2014 juga ikut Belimbur hingga basah kuyup.
Bupati Kukar Rita Widyasari ikut basah kuyup setelah tradisi Belimbur dimulai Photo: Agri
Remaja Kolombia dan Latvia saling menyiramkan air dari botol air mineral Photo: Agri | | |
Tak hanya sesama para peserta EIFAF 2014, mereka juga ikut saling menyiram air dengan warga Tenggarong yang berkumpul di sekitar Museum Mulawarman.
Kawasan resmi untuk Belimbur sendiri sebenarnya berada di sepanjang tepian Sungai Mahakam dari ujung Kelurahan Mangkurawang hingga Kelurahan Timbau, sekitar Jembatan Kartanegara. Namun pada kenyataannya Belimbur terjadi hampir di seluruh pelosok kota Tenggarong.
Menurut Bupati Kukar Rita Widyasari, Belimbur adalah salah satu budaya asli Kutai yang unik dan harus dilestarikan. Namun jangan sampai mengurangi makna Belimbur yaitu pensucian, yaitu menyiram dengan cara sewajarnya saja dan menggunakan air bersih.
"Tak apa basah-basahan dalam belimbur ini. Ini merupakan budaya yang unik dan perlu dilestarikan. Namun tidak boleh berlebihan, apa lagi sampai menghilangkan makna belimbur yaitu mensucikan diri," demikian kata Rita. (win/her)
|