Tribute to People Living with HIV/AIDS Album Indie Karya Anak Band Tenggarong
CD album kompilasi Tribute to People Living With HIV/AIDS dilepas dengan harga Rp 10 ribu per keping Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 10/09/2007 21:44 WITA
Kreativitas anak band kota Tenggarong patut diacungi jempol. Di bawah bendera Distorsi Rockaholicompany, sejumlah band cadas kota Tenggarong merilis sebuah album kompilasi bertajuk Tribute to People Living With HIV/AIDS.
Sedikitnya ada 6 grup band yang hadir di album ini dengan membawakan masing-masing satu buah lagu ciptaan sendiri. Dibuka The Pistol dengan single bertajuk Lawan, kemudian Working Class Hero dengan judul Pergi, serta Bikini Killers dengan tembang berbahasa Inggris, Hate, Love n Kill.
Selanjutnya ada Ultrascore yang menghadirkan We Dead Hardcore Dead, Abbysal dengan tembang bertajuk Sweet Memories. Dan sebagai pamungkas, anak-anak The X-Child hadir menyuguhkan Confuse n Pain.
Sesuai dengan judul albumnya, Tribute to People Living With HIV/AIDS, album indie yang baru pekan lalu dirilis Distorsi Rockaholicompany ini dimaksudkan sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap para penderita HIV/AIDS yang selama ini sering dijauhi dan kerap dikucilkan dari pergaulan masyarakat.
Aksi vokalis The Pistol, Akbar Haka, pada peluncuran album Tribute to People Living With HIV/AIDS, Kamis (06/09) lalu Photo: Agri | | |
"Melalui album ini kami kampanyekan bagi anak muda untuk tetap memberikan dukungan dan perhatian kepada siapa saja yang terkena HIV/AIDS. Karena yang berbahaya itu adalah virusnya (HIV-red), bukan orangnya," ujar vokalis The Pistol, Akbar Haka, yang juga motor dari Distorsi Rockaholicompany.
Karena itulah, banyak pesan moral yang disampaikan melalui album Tribute to People Living With HIV/AIDS. Terutama kampanye pencegahan HIV/AIDS yang dapat dilakukan dengan cara menjauhi narkoba, setia pada pasangan masing-masing, serta menghindari perilaku seks bebas.
Menurut Akbar, proses pembuatan album ini memakan waktu sekitar 4 bulan. Sebagian besar proses rekaman, mixing hingga mastering mereka lakukan sendiri di Buzz Studio, Tenggarong. Sementara beberapa band lain melakukannya di Death Studio Tenggarong dan Peede Studio Samarinda.
Album dalam format CD audio ini mereka lepas dengan harga Rp 10 ribu per kepingnya. "Album ini dapat diperoleh di distro-distro lokal yang ada di kota Tenggarong maupun Samarinda," pungkasnya. (win)
|