Kampanyekan Kepedulian Terhadap Penderita HIV/AIDS Melalui Musik Cadas Grup asal Tenggarong, The Pistol, tampil sebagai band pamungkas dalam pentas musik Tribute to People Living with HIV/AIDS, Kamis (06/09) kemarin Photo: Agri
Aksi gitaris The Pistol, David Haka, di hadapan anak muda kota Tenggarong Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 07/09/2007 13:52 WITA
Udara kota Tenggarong kemarin siang terasa begitu panas oleh teriknya pancaran sinar matahari. Namun hal itu tak menyurutkan semangat ratusan anak muda kota Tenggarong maupun Samarinda berkumpul di dalam Gedung Puteri Junjung Buyah.
Mereka bergerak liar, saling tubruk, saling terjang, mengikuti hingar bingarnya alunan musik cadas yang disuguhkan sejumlah band dari berbagai genre beraliran underground.
Sesekali ada yang melompat dari atas panggung ke arah penonton hingga kemudian jatuh ke lantai. Tak peduli akan rasa sakit, mereka tetap bangkit dan terus bergerak mengikuti irama yang dimainkan dalam tempo cepat itu.
Gaya Qicer dari grup Tralibesi yang menyuarakan kritik sosial dalam lagunya Photo: Agri | | |
Raungan gitar elektrik, dipadu dengan cabikan suara bass yang dinamis, hentakan drum yang begitu cepat dan keras, serta lengkingan suara sang vokalis, membuat suasana dalam gedung Puteri Junjung Buyah terasa semakin panas.
Suasana ini tergambar saat sejumlah band cadas asal Tenggarong dan Samarinda beraksi dalam event musik sekaligus peluncuran album indie bertajuk Tribute to People Living with HIV/AIDS.
Acara garapan Distorsi Rockaholicompany yang dimotori Akbar Haka ini berlangsung sukses dan tetap berlangsung tertib sejak digeber pada pukul 09.00 hingga berakhir sekitar pukul 16.00 WITA.
Sejumlah band dari komunitas underground yang unjuk kebolehan dalam acara ini di antaranya adalah Shine, When Angel Meet The Devil, Angelicscar, Victim of Corruption, Tahu Tek-Tek, Ultrascore, Bikini Killers, X-Child, Working Class Hero, Tralibesi, Conan DX, hingga The Pistol.
Penampilan anak-anak kelompok X-Child dari Tenggarong yang turut memanaskan pentas musik Tribute to People Living with HIV/AIDS Photo: Agri
Vokalis Working Class Hero, Ari Yazan, tampil membawakan sebuah tembang yang mereka persembahkan dalam album Tribute to People Living with HIV/AIDS Photo: Agri | | |
Mereka tampil secara bergantian menyuguhkan aksi-aksi yang mampu menghipnotis ratusan penonton dengan alunan musik punk, hardcore, post hardcore alias emo, hingga aliran ska dan reggae seperti yang dibawakan anak-anak Conan DX dari Samarinda.
"Event musik ini dimaksudkan untuk mengkampanyekan pencegahan HIV/AIDS serta sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas terhadap orang-orang mengidap HIV/AIDS," ujar Akbar yang juga vokalis grup The Pistol.
Menurut Akbar, para penderita HIV/AIDS selama ini sering dikucilkan dari pergaulan masyarakat. "Padahal mereka juga adalah saudara-saudara kita sebagai sesama manusia yang butuh dukungan dan perhatian. Dengan atau tanpa virus HIV yang mematikan itu, kita tak kan pernah berbeda dengan mereka," tegasnya.
Dalam event musik yang berlangsung sehari ini, pihak Distorsi Rockaholicompany juga menjual CD album Tribute to People Living with HIV/AIDS dengan harga Rp 10 ribu per keping. (win)
|