Brunei Kaji Kekerabatan Dengan Kutai Kartanegara
Suasana pertemuan antara Asisten I Pemkab Kukar H ARidwan Syahranie (kiri) dengan tim PSB Brunei Darussalam Photo: Joe
|
KutaiKartanegara.com - 16/06/2006 18:54 WITA
Melalui Borneo 4WD Adventure Tourism 2006, Tim Explorasi Borneo dari Pusat Sejarah Brunei (PSB) selama dua hari mengunjungi Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). PSB sendiri merupakan lembaga dibawah Kementerian Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Negara Brunei Darussalam.
Rombongan dari PSB yang berjumlah sekitar 15 orang dipimpin H Karim tadi pagi sempat melakukan audiensi dengan Asisten I Pemkab Kukar Bidang Pemerintahan H Aji Ridwan Syahranie BA di ruang kerjanya di Kantor Bupati Kukar, Tenggarong.
Kepada HA Ridwan Syahranie, H Karim mengatakan bahwa kunjungan timnya ke Kukar ini untuk mengetahui sejarah Kutai termasuk Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Diakui H Karim, nampaknya antara Kutai dengan negaranya Brunei Darussalam ada keterkaitan budaya dan kekerabatan yang sangat dekat. "Buktinya seperti penyebutan gelar Awang yang ada di Kutai Kartanegara. Di Brunei juga ada gelar Awang seperti disini," katanya.
Oleh karenanya PSB menilai perjalanan melalui daratan Borneo dengan menggunakan mobil roda empat menuju Kukar sangat penting dilakukan. "Borneo Adventure Tourism 2006 layaknya sebagai perjalanan menelusuri jejak sejarah," imbuhnya.
Dua diantara 5 mobil jip 4WD yang digunakan tim PSB Brunei Darussalam menuju Kukar Photo: Joe | | |
Bahan-bahan yang didapat dari Borneo 4WD Adventure Tourism 2006 menurut H Karim akan dikaji lebih lanjut oleh pihaknya sebagai masukan bagi pemerintah Brunei Darussalam dalam menjalin hubugan di masa depan antar kedua negara serumpun.
Lebih lanjut H Karim menanyakan kenapa ada gelar Awang di Kukar. Menurut HA Ridwan Syahranie, awal sejarahnya bahwa di Kutai gelar Awang merupakan turunan dari Maharaja Sakti. Sedang Maharaja Sakti adalah kakak kandung dari Maharaja Sultan.
Anak cucu dari Maharaja Sultan ini, lanjut HA Ridwan Syahranie, kemudian memiliki gelar Aji sedang keturunan dari Maharaja Sakti bergelar Awang. "Kedua bersaudara ini memang berbeda baik dalam sikap maupun profesi," kata Ridwan Syahrani yang saat itu didampingi Aji Pangeran Mahmud atau anak kelima dari Sultan Kutai Kartanegara H Aji Mohd Salehoeddin II.
Menurutnya, Maharaja Sakti yang posisinya adalah kakak lebih memilih untuk mengembara karena memiliki kesaktian yang mandraguna ketimbang adiknya Maharaja sultan. "Sebaliknya Maharaja Sultan lebih suka menetap dan menjaga kerajaan di tanah Kutai," ujarnya.
Karena suka mengembara dari satu wilayah ke wilayah lain maka beterbaran lah keturunan dari Maharaja Sakti ini. "Mungkin saja keturunannya yang bergelar Awang itu ada di Brunei dan Malaysia, karena menurut sejarahnya Kerajaan Kutai ini luasnya wilayahnya hingga mencapai Kepulauan Sulu di Filipina," ujar Ridwan Syahranie yang juga Kepala Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana (Kencana) Kukar ini.
"Yang jelas keturunan Maharaja Sakti yang bergelar Awang ini ada ditemukan di beberapa kesultanan di Kalimantan Barat," demikian ujarnya.
Dengan menggunakan 5 kendaraan jip jenis 4WD, tim PSB usai salat Jum'at meninggalkan kota Tenggarong untuk melanjutkan perjalanan pulang menuju Sabah, Malaysia Timur, untuk kemudian kembali ke Brunei Darussalam. (joe)
|