Pelajar SLTA se-Kukar Ikuti Pra Olimpiade Sains
Para peserta Pra Olimpiade Sains SLTA dari 12 sekolah di Kukar Photo: Humas Kukar/Iif
|
KutaiKartanegara.com - 24/04/2006 16:46 WITA
Sebanyak 84 siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dari 12 sekolah di Kutai Kartanegara (Kukar) mengikuti kegiatan Pra Olimpiade Sains Tingkat SLTA yang berlangsung di Tenggarong tadi pagi.
Kegiatan Pra Olimpiade Sains SLTA ini dibuka secara sederhana oleh Asisten III Pemkab Kukar Bidang Umum dan Administrasi Drs AR Ruznie Oms SH MM bertempat di Pendopo Wakil Bupati Kukar, Tenggarong.
Dikatakan Panitia Pelaksana Drs H Umar Mansyur MM, fokus pra olimpiade sains bagi siswa SLTA se-Kukar ini ditujukan pada bidang studi Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Atronomi dan Komputer.
Suasana pembukaan Pra Olimpiade Sains SLTA se-Kukar yang berlangsung di Tenggarong tadi pagi Photo: Humas Kukar/Iif | | |
Menurutnya, pelaksanaan kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari hasil workshop sosialisasi dan sinkronisasi kegiatan pra olimpiade sains yang baru-baru ini dilaksanakan di Cisarua, Jawa Barat.
"Seluruh peserta yang berjumlah 84 siswa ini merupakan pelajar kelas I dan II SLTA yang memiliki prestasi terbaik di masing-masing kecamatan se-Kukar," katanya.
Ditambahkan Umar Mansyur, soal-soal yang diajukan kepada siswa adalah soal standar pra olimpiade sains yang dibuat Direktorat Peningkatan Mutu SMU Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Depdiknas RI Jakarta. "Sedang pengawas sekaligus sebagai tim penilai adalah para guru yang menangani bidang studi yang dilombakan," ujarnya.
Sementara Asisten III AR Ruznie Oms mengatakan, selama beberapa tahun terakhir dunia pendidikan di Kukar secara kuantitatif telah berkembang dengan baik. Namun sayang perkembangannya belum diikuti peningkatan kualitas pendidikan yang sepadan. "Akibatnya muncul ketimpangan pendidikan di tengah masyarakat," katanya.
Ada tiga hal yang cukup menonjol dari ketimpangan pendidikan di Kukar. Pertama, ketimpangan antara kualitas output pendidikan dengan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan. "Kedua, ketimpangan pendidikan antara desa dengan kota. Dan ketiga adalah ketimpangan antara penduduk kaya dengan yang miskin," pungkasnya. (joe)
|