RSUD AM Parikesit Kini Punya Alat TCM, Siap Uji Sampel Pasien COVID-19 dan Layanan Tes Swab Mandiri Diapit Sekkab Kukar Sunggono dan Bupati Edi Damansyah, dr Edison Harianja SpPK menunjukkan satu kotak berisi cartridge untuk TCM COVID-19 Photo: Agri
Bupati Edi Damansyah berkesempatan menjajal mikroskop untuk melihat bakter di Laboratorium Sentral RSUD AM Parikesit Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 09/06/2020 20:44 WITA
RSUD AM Parikesit kini tak butuh waktu berhari-hari untuk menunggu hasil tes swab tenggorok pasien yang diduga terpapar Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), baik PDP, ODP maupun OTG.
Pasalnya, rumah sakit terbaik di Kutai Kartanegara (Kukar) ini telah dilengkapi peralatan TCM (Tes Cepat Molekuler) untuk memeriksa adanya virus Corona dari sampel dahak pasien.
Hanya butuh waktu 1 jam, hasilnya pun sudah dapat diketahui apakah seseorang terkonfirmasi positif atau negatif COVID-19.
Bupati Kukar Edi Damansyah menyambut baik dan bersyukur dengan telah tibanya peralatan TCM untuk tes swab COVID-19 di RSUD AM Parikesit.
Bersama tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kukar, Bupati Edi Damansyah meninjau ruangan laboratorium pemeriksaan swab di RSUD AM Parikesit, Tenggarong Seberang, Selasa (09/06) siang.
Menurut Bupati Edi Damansyah, kehadiran peralatan TCM tersebut merupakan bagian dari komitmen Pemkab Kukar melalui RSUD AM Parikesit untuk menyediakan fasilitas pelayanan serta memberikan kepastian kepada masyarakat.
Terlebih beberapa waktu lalu ada PDP (Pasien Dalam Pengawasan) yang terpaksa dimakamkan sesuai protokol COVID-19 lantaran belum ada kepastian akibat harus menunggu hasil tes swab. "Dengan adanya peralatan ini bisa memberikan kepastian, apakah dia positif atau negatif," ujarnya.
Kepada jajaran RSUD AM Parikesit, Bupati Edi Damansyah berharap agar peralatan TCM tersebut dapat digunakan dengan baik. "Dan layani masyarakat dengan sebaik-baiknya," pesannya.
Sementara dikatakan Plt Direktur RSUD AM Parikesit dr Martina Yulianti, hasil TCM COVID-19 dapat diketahui dalam waktu 1 jam. "Hanya saja kapasitasnya masih sedikit. Untuk 1 jam hanya bisa menguji 2 sampel. Tapi nanti kita akan operasikan selama 18 jam, sehingga per hari kita bisa menguji maksimal 160 sampel," jelas wanita yang akrab disapa dr Yuli ini.
Ditambahkan dr Yuli, RSUD AM Parikesit juga telah siap melayani masyarakat yang ingin melakukan tes swab mandiri untuk keperluan sendiri atau sebagai persyaratan penerbangan.
"Untuk biaya tes swab mandiri sebesar Rp 1,9 juta, belum termasuk surat keterangan hasil tes. Kalau ditambah surat keterangan, totalnya Rp 2 juta," ungkap dr Yuli yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kukar ini.
Mengapa biayanya cukup mahal? Menurut dr Yuli hal ini dikarenakan bahan habis pakainya yang mahal untuk pelaksanaan tes swab tersebut. "Kalau kita hitung cartridge-nya, VTM (Virus Transport Media)-nya, reagent-nya, dan sebagainya, kalau dihitung bisa mencapai Rp 2 juta," paparnya.
Meski biaya tes swab mandiri tersebut mencapai Rp 1,9 juta, dr Yuli memastikan tidak ada pemungutan biaya kepada pasien yang terjangkit COVID-19. "Karena biaya untuk pasien COVID-19 sudah ditanggung negara," pungkasnya. (win)
|