Mencicipi Kopi Nusantara Lewat Coffee Cupping Coffee Cupping di Kopi Sultan Tenggarong menjadi ajang silaturahmi para pebisnis kedai kopi sambil mencicipi kopi yang diseduh dari beberapa varian biji kopi pilihan Photo: Agri
Setelah digiling, bubuk kopi yang telah ditakar kemudian diseduh dengan air panas yang baru mendidih Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 30/01/2020 17:03 WITA
Bisnis kedai kopi di Tenggarong belakangan ini semakin menggeliat. Sejumlah kedai atau warung kopi bermunculan di Tenggarong untuk menyuguhan minuman dari biji kopi pilihan bagi para pecinta kopi.
Mulai ramainya bisnis kopi di 'Kota Raja' Tenggarong ini dilirik pelaku usaha roasting atau pemanggangan biji kopi asal kota Samarinda, Angata Roastery, untuk menggagas kegiatan Coffee Cupping bertempat di Kopi Sultan, Jalan KH Akhmad Muksin, Tenggarong, Rabu (29/01) kemarin.
Dalam bisnis kopi, Coffee Cupping merupakan suatu metode untuk merasakan cita rasa dan aroma yang ada dalam minuman kopi. Mulai dari mencium aroma biji kopi hingga menyeruputnya.
Kegiatan Coffee Cupping ini tak hanya dihadiri beberapa pemilik kedai kopi di Tenggarong, namun juga beberapa pecinta kopi yang mengetahui adanya ajang ini di Kopi Sultan.
Pihak Angata Roastery menyuguhkan 6 varian produk biji kopi pilihan dari nusantara. Yakni biji kopi Flores Wae Rebo dari pulau Flores (Nusa Tenggara Timur), Sunda Naga Ningrum dari Bandung (Jawa Barat), dan Gunandar Anahita dari Pasuruan (Jawa Timur).
Kemudian ada biji kopi Mandheling dari Tapanuli Selatan (Sumatera Utara, serta dua produk biji kopi dari pulau Bali yang dipanggang pihak Angata Roastery Samarinda yakni Kintamani Natural dan Kintamani Fullwashed.
Heri Bertus, roaster dari Angata Roastery Samarinda, terlebih dahulu memaparkan perihal biji-biji kopi Arabika yang akan dicicipi bersama itu. Setelah itu ia memberi kesempatan kepada pelaku bisnis kopi untuk mencium aroma biji kopi yang disediakan.
Pebisnis dan pecinta kopi diberi kesempatan untuk menghirup aroma biji kopi pilihan Photo: Agri
Setelah itu, masing-masing produk biji kopi tersebut digiling dalam grinder kopi elektrik hingga menjadi bubuk kopi. Bubuk kopi yang ditakar seberat 8 gram di dalam cangkir kemudian diseduh air panas yang baru mendidih.
Para pebisnis kopi serta para pecinta kopi yang hadir kemudian dipersilakan untuk menyeruput dan menikmati cita rasa kopi dari biji-biji kopi pilihan tersebut.
Menurut Heri, kegiatan Coffee Cupping ini merupakan ajang untuk bersilaturahmi dengan para pemilik kedai kopi di Tenggarong. "Dalam strategi marketing, kita harus kenal orangnya, dimana kedainya, dan suka kopi yang bagaimana," ujarnya.
Dari kegiatan ini, lanjutnya, dia dapat mengetahui respon beberapa pemilik kedai kopi ternyata bermacam-macam. "Responnya bagus dan macam-macam. Ada yang suka kopi yang tebal seperti Gunandar Anahita, ada yang suka manis seperti Flores Wae Rebo, dan ada juga yang suka keasamannya tidak terlalu tinggi tapi rasa fruity-nya dapat seperti Kintamani Fullwashed," ungkapnya.
Dengan maraknya bisnis kedai kopi di Tenggarong, Heri berharap perkembangannya juga seiring dengan pertumbuhan para penikmat kopi Arabika di daerah ini.
"Ini tentu saja akan sangat membantu, bukan dari kedainya saja, tapi juga roastery-nya terbantu. Dan terutama para petaninya, semakin banyak yang minum kopi Arabika, semakin sejahtera mereka," pungkasnya.
Sementara dikatakan pemilik Kopi Sultan, Fhedy, pihaknya menyambut baik kegiatan Coffee Cupping yang digagas Angata Roastery Samarinda. "Alhamdulillah kegiatan ini juga ikut membantu memperkenalkan kedai kopi kita. Karena kita baru pindah ke sini setelah sebelumnya berada di samping DPRD," katanya
Fhedy berharap industri kopi di Kutai Kartanegara, khususnya di Tenggarong, bisa menyentuh semua kalangan. "Konsep kami adalah kopi murah, tapi tidak mengurangi kualitas. Agar kopi ini bisa menyentuh semua kalangan, baik muda maupun tua," demikian ujarnya. (win)
|