Ini Fakta Baru Dibalik Kebakaran di Desa Jembayan Sejumlah warga mencari barang berharga yang bisa diselamatkan dari puing-puing rumah mereka yang terbakar Photo: Istimewa
Kobaran api saat melahap pemukiman penduduk di muara sungai Jembayan, Senin (02/12) kemarin Photo: Istimewa
|
KutaiKartanegara.com - 03/12/2019 21:17 WITA
Ada fakta baru dibalik peristiwa kebakaran di RT 15 Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Senin (02/12) kemarin, yang menghanguskan 9 rumah warga.
Pemilik rumah yang menjadi titik awal munculnya api membantah jika kebakaran di rumahnya dipicu karena korsleting listrik. Pasalnya, rumah tersebut sudah lama kosong dengan kondisi aliran listrik sudah dimatikan.
"Masa karena korsleting? Rumah itu sudah setahun tidak kami tempati setelah kami pindah ke Mahakam Ulu. Listriknya juga sudah tidak menyala lagi. Tetangga dan Ketua RT tahu kalau rumah itu selalu gelap setiap malam," ujar Ny Merang.
Menurut Ny Merang, suaminya sudah pindah bekerja di Pemkab Mahakam Ulu (Mahulu) sejak tiga tahun lalu. "Saya baru menyusul ke Mahulu setelah anak saya yang paling bungsu lulus SMP di Loa Kulu tahun lalu. Anak saya kemudian melanjutkan SMA-nya di Samarinda, dia tinggal bersama kakaknya yang kuliah di sana di rumah yang kami kontrak," ungkapnya.
Meski telah pindah ke Mahulu, Ny Merang mengaku masih sering datang ke Jembayan untuk membersihkan rumah. Apalagi di rumah itu masih ada perabotan dan perangkat elektronik. "Tabung gas juga ada, tapi tidak terpasang. Karena kompornya sudah disimpan dalam kotak. Kalau listriknya sudah tidak menyala," katanya lagi.
Saat kebakaran terjadi, Ny Merang mengatakan dirinya sedang berada di rumah kontrakan mereka di Samarinda. Sedangkan suaminya sedang berangkat ke Bali untuk urusan dinas. "Suami saya baru berangkat ke Bali saat kebakaran terjadi. Ketika mendapat kabar ada kebakaran di rumah kami, saya langsung ke Jembayan," jelasnya.
Istri Merang juga mengungkap fakta lain dibalik terjadinya kebakaran tersebut. Menurut Ny Merang, dia mendapat kabar dari tetangganya bahwa ada maling yang masuk rumah sebelum terjadi kebakaran di rumahnya.
"Saya dapat kabar dari anak tetangga saya. Namanya Diah. Dia bilang ada seorang pria naik sepeda motor Honda Scoopy sedang membawa televisi LED dan sebuah tape audio Panasonic dari arah rumah saya," katanya.
Selain Diah, lanjut Ny Merang, masih ada satu tetangga lagi yang melihat orang tersebut yaitu Muning. Hanya saja tetangganya itu tidak bisa melihat secara jelas lantaran orang tersebut mengenakan helm dan masker.
Kecurigaan mereka bertambah jadi ketika tape audio Panasonic yang dibawa pria itu terjatuh namun ditinggalkan begitu saja dan tidak diambil. Muning dan Diah pun tersadar jika pria itu adalah maling yang membobol rumah keluarga Merang.
"Diah juga sempat berteriak maling. Tapi saat itu terdengar juga teriakan ada kebakaran dari warga lain. Setelah itu Muning dan Diah tidak fokus lagi kepada maling itu," ungkap Ny Merang.
Tape audio merk Panasonic yang terjatuh itu langsung diamankan Muning di rumahnya. "Setelah kebakaran, tetangga saya baru memperlihatkan kepada saya apakah benar tape audio itu milik kami. Ternyata memang benar, barang itu milik kami. Sekarang barangnya saya titipkan ke Pak RT," jelasnya lagi.
Ny Merang menduga, pria tersebut kemungkinan besar sengaja membakar rumahnya untuk menghilangkan jejak sekaligus mengalihkan perhatian warga usai mencuri di rumahnya. (win)
|