Erau Adat Kesultanan Kutai Berakhir, Mengulur Naga dan Belimbur Jadi Puncak Kemeriahan Erau Dua replika naga dilepas dari Museum Mulawarman, Tenggarong, menuju Kutai Lama Photo: Agri
Dengan menggunakan kapal, dua replika Naga dibawa menuju Kutai Lama untuk dilarungkan di sungai Mahakam Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 15/09/2019 21:56 WITA
Setelah digelar selama sepekan di Tenggarong, pesta adat Erau 2019 resmi berakhir, Minggu (15/09) siang.
Penutupan Erau 2019 yang berlangsung sederhana ini dipusatkan di Keraton atau Museum Mulawarman ini dilakukan Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi.
Berakhirnya Erau Adat Kesultanan Kutai ini ditandai dengan prosesi Mengulur Naga, atau melepas dua replika naga dari Tenggarong menuju Kutai Lama, Kecamatan Anggana, untuk dilarungkan di perairan sungai Mahakam di wilayah bekas ibukota pertama Kerajaan Kutai Kartanegara itu.
Setelah upacara adat Mengulur Naga dilaksanakan, ritual Belimbur atau siram-siraman air menjadi pemuncak kemeriahan Erau. Meski area Belimbur yang ditetapkan Kesultanan Kutai berada di lingkungan Museum Mulawarman, namun kegiatan siram-siraman air ini terjadi di hampir seluruh penjuru Tenggarong, terutama di kawasan tepian Mahakam yang dilewati kapal pembawa Naga Erau.
Wagub Kaltim Hadi Mulyadi dalam sambutannya berharap agar tradisi pesta adat Erau dapat terus dipertahankan dan dilestarikan. "Mudah-mudahan acara ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, dan memberikan manfaat bagi masyakarat Kalimantan Timur dan Indonesia," harapnya.
Pesta adat Erau 2019 sendiri telah dimulai sejak Minggu (08/09) lalu di kompleks Museum Mulawarman dan Kedaton Kutai Kartanegara. Selama berlangsungnya Erau, sejumlah upacara adat dilakukan Sultan Kutai H Adji Muhammad Arifi di dalam Museum Mulawarman. Sementara kegiatan bazaar dan pentas kesenian daerah dilaksanakan di depan Kedaton Kutai Kartanegara. (win)
|