Bank Sampah Sehat DLHK Kukar Diresmikan Produksi Pupuk Organik Dengan Harga Kompetitif Pupuk organik menjadi salah satu produk Bank Sampah Sehat DLHK Kukar Photo: Agri
Sekkab Kukar Sunggono (kanan) secara simbolis pembelian perdana pupuk organik produksi Bank Sampah Sehat Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 12/03/2019 22:53 WITA
Untuk mengatasi permasalahan sampah menjadi sesuatu yang memiliki manfaat ekonomis, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) membangun sebuah bank sampah yang diberi nama Bank Sampah Sehat.
Beroperasinya Bank Sampah Sehat yang terletak di samping kantor DLHK Kukar, Jalan H Ahmad Dahlan, Tenggarong, itu diresmikan Sekkab Kukar H Sunggono, Senin (11/03) pagi.
Bank Sampah yang dikelola DLHK Kukar ini merupakan bantuan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2018.
Selain siap membeli sampah dari masyarakat maupun bank-bank sampah milik kelurahan, Bank Sampah Sehat juga memproduksi pupuk kompos atau pupuk organik yang dijual dengan harga kompetitif. Untuk 1 karung pupuk organik seberat 10 kg dijual seharga Rp 15 ribu.
"Untuk kapasitas produksi pupuk organik ini mencapai 2 ton per bulannya. Untuk pembeli pupuk organik ini sudah ada perusahaan yang membeli, seperti PT KMI sudah memesan 100 bungkus pupuk organik," kata Kepala DLHK Kukar, Alfian Noor.
Ditambahkannya, Bank Sampah yang dioperasikan DLHK ini merupakan percontohan bagi bank-bank sampah yang akan dibangun selanjutnya. "Operasionalnya sama seperti bank, kita akan mencari nasabah termasuk bank-bank sampah yang ada di Kelurahan. Kalau mereka kesulitan menampung, kami siap menampung karena areal penyimpanan kami lebih luas, termasuk menyalurkan penjualannya," imbuhnya.
Menurut Alfian, pihaknya terus mendorong berdirinya bank-bank sampah di seluruh Kukar. Dengan banyak berdirinya bank-bank sampah, lanjut Alfian, diharapkan ke depannya semakin mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Seperti di Tenggarong, produksi sampah sudah mencapai 180.000 kg per hari. Ini sudah terlalu berat bagi TPA Bekotok. Oleh karena itu, kita mendorong berdirinya bank-bank sampah di setiap kelurahan. Saat ini sudah ada 10 kelurahan di Tenggarong yang memiliki bank sampah, jadi tinggal 3 kelurahan lagi yang belum punya," ujarnya.
Selain ada di tingkat Kelurahan, Alfian juga berharap agar bank-bank sampah juga berdiri di tiap RT. "Jadi sumber-sumber sampah yang keluar dari pemukiman itu dikelola dulu di RT. Dengan demikian sampah yang akan sampaj ke TPA menjadi lebih kecil, mungkin sekitar 30-40 persen saja, sehingga beban TPA kita tidak lagi berat," pungkasnya. (win)
|