Diperkirakan Berdiri Sejak 1888, Bangunan Tua di Loa Kulu Ini Akhirnya Ambruk Salah satu bangunan Magazijn di Loa Kulu akhirnya ambruk pada Kamis (11/10) pagi setelah hujan deras menggutur Loa Kulu Photo: Fairuz
KutaiKartanegara.com - 12/10/2018 15:41 WITA
Sebuah bangunan peninggalan Belanda di Kecamatan Loa Kulu yang diperkirakan bediri sejak 1888 akhirnya ambruk pada Kamis (11/10) pagi kemarin.
Gedung Magazijn atau yang dalam bahasa Indonesia berarti gudang ini runtuh sekitar pukul 06.30 WITA setelah angin kencang disertai hujan deras mengguyur Loa Kulu sejak Kamis dini hari kemarin.
Tidak ada korban jiwa atau kerugian material lainnya dari ambruknya bekas gudang perusahaan tambang Oost Borneo Maatschappij (OBM) itu.
Pasalnya, bangunan dengan atap lengkung yang terbuat dari seng ini sudah lama tidak difungsikan dan dibiarkan kosong setelah PN Tambang Batubara sebagai penerus OBM resmi ditutup pada tahun 1970an.
"Bangunan yang roboh ini tidak pernah difungsikan dan memang tidak pernah diperbaiki. Kecuali satu bangunan lagi yakni kantor Magazijn yang sekarang digunakan UKM untuk menjual kerajinan dan oleh-oleh," terang Camat Loa Kulu, Andriansyah.
Beginilah kondisi bangunan eks gudang OBM di Loa Kulu sebelum ambruk pada bagian depan Photo: Dok. Google Street View
Sebelum roboh, lanjut Andriansyah, bangunan tua yang terletak di Jalan Yos Sudarso ini memang sudah mulai miring. "Jadi setelah ada hujan dan angin kencang, paginya kita mendapat kabar bangunan ini roboh," ujarnya.
Kabar runtuhnya salah satu bangunan Magazijn di Loa Kulu ini dengan cepat menyebar di media sosial. Banyak warganet yang menyayangkan ambruknya gedung yang bernilai sejarah itu.
Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menugaskan beberapa staf untuk meninjau lokasi ambruknya bangunan Magazijn.
Menurut staf Disdikbud Kukar, Izhariansyah, ambruknya bangunan Magazijn diduga karena faktor usia. Apalagi bangunan tersebut sudah tak pernah dirawat dan bahkan ditumbuhi pohon beringin yang akhirnya menjadi beban bangunan tua tersebut.
Terkait penanganan gedung magazijn di masa mendatang, Izhariansyah belum dapat memastikannya. "Kami harus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk penanganan selanjutnya," demikian ujarnya. (win)
|