Meriahnya Acara Mapak Suro di Desa Bukit Pariaman Untuk ketiga kalinya, warga dusun Sukasari di desa Bukit Pariaman, Tenggarong Seberang, menggelar Mapak Suro dalam rangka menyambut 1 Muharram atau Satu Suro Photo: Fairuz
Salah satu tumpeng atau gunungan digotong warga keliling dusun Photo: Fairuz
|
KutaiKartanegara.com - 11/09/2018 22:33 WITA
Warga dusun Sukasari, desa Bukit Pariaman, Kecamatan Tenggarong Seberang, punya tradisi unik dalam rangka menyambut datangnya Tahun Baru Hijriyah.
Seperti yang dilakukan pada Senin (10/09) sore kemarin dalam menyongsong 1 Muharram 1440 Hijriyah. Warga dusun Sukasari yang didominasi pendatang asal Jawa ini menggelar tradisi Mapak Suro atau yang dikenal pula dengan sebutan Grebek Suro.
Yang paling menarik dan paling dinanti-nanti warga dalam gelaran Mapak Suro ini adalah rebutan tumpeng atau gunungan hasil bumi berupa sayur-sayuran dan buah-buahan, jajanan hingga aneka bungkus makanan dan minuman instan.
Hanya dalam hitungan menit, aneka sayuran, buah-buahan, jajanan dan aneka bungkus makanan/minuman instan yang digantung di 6 gunungan tersebut ludes 'dikeroyok' warga.
Sebanyak 6 gunungan hasil swadaya masyarakat dusun Sukasari diarak keliling dusun sebelum diperebutkan Photo: Fairuz
Plt Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah yang hadir bersama Ketua DPRD Kukar Salehuddin, Kepala Dinas Pariwisata Kukar Sri Wahyuni, Camat Tenggarong Seberang Suhari dan pejabat lainnya tampak antusias menyaksikan gelaran Mapak Suro di dusun Sukasari ini.
Edi Damansyah bahkan mendukung kegiatan Mapak Suro di desa Bukit Pariaman ini untuk terus dilanjutkan dan dikembangkan pada masa mendatang.
"Apalagi kegiatan ini sudah 3 kali dilaksanakan, kita sudah tetapkan ini menjadi kegiatan tahunan dan masuk kalender pariwisata Kukar," tegasnya.
Sebelum dilakukan rebutan gunungan sebagai puncak acara Mapak Suro, terlebih dahulu dilakukan kirab keliling dusun dengan rute sejauh kurang lebih 2,5 km menuju lokasi acara.
Sedikitnya 16 orang menggotong gunungan sayur dan buah yang tingginya mencapai 3 meter Photo: Fairuz
Sejumlah warga bersama-sama menggotong ke 6 gunungan ke lokasi acara. Khusus untuk gunungan sayur dan buah yang sangat berat dengan tinggi mencapai 3 meter, gunungan tersebut dibawa dengan menggunakan mobil pikap.
Setelah tiba di lokasi acara, dibutuhkan sedikitnya 16 orang untuk menurunkan dan menggotong gunungan raksasa itu. Usai pembacaan doa, barulah perebutan gunungan dilakukan. Acara diakhiri dengan makan bersama berupa hidangan tumpeng dan aneka lauk yang telah disiapkan sebelumnya.
Terpisah, Sugeng Riyadi selaku koordinator acara menyebutkan, tradisi Mapak Suro ini murni merupakan hasil swadaya masyarakat dari 13 RT di dusun Sukasari sebagai bentuk ungkapan syukur atas hasil bumi yang melimpah, disamping dalam rangka menyambut 1 Muharram atau Satu Suro.
Ditambahkan Sugeng, kegiatan Mapak Suro ini juga bertujuan untuk menyatukan berbagai suku, budaya dan tradisi yang ada. Dia juga berharap ke depan semua lapisan masyarakat, termasuk dari suku apapun bisa ikut berpartisipasi. "Dan kami harapkan ke depan kegiatan ini bisa lebih meriah lagi dari tahun-tahun sebelumnya," pungkasnya. (win)
|