Pimpinan BPJS Kesehatan Ikut Layani Langsung Warga Kukar Kepala Cabang Samarinda BPJS Kesehatan, Nurifansyah, saat melayani warga Kukar yang melakukan pendaftaran JKN-KIS di Tenggarong, Rabu (04/07) pagi Photo: Agri
Warga saat mengurus JKN-KIS di dua loket Kantor BPJS Kesehatan Kukar, Tenggarong Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 04/07/2018 14:33 WITA
Untuk memastikan pelayanan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) berjalan prima, Kepala Cabang Samarinda BPJS Kesehatan melakukan peninjauan ke kantor BPJS Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur.
Dan Kantor BPJS Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang berada di Jalan Imam Bonjol, Tenggarong, menjadi sasaran yang disambangi Kepala Cabang Samarinda BPJS Kesehatan, Nurifansyah, Rabu (04/07) pagi.
Tak hanya memantau pelaksanaan pelayanan JKN-KIS, pria yang akrab disapa Ifan ini bahkan ikut turun langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menjadi frontliner di Loket Fast Track (Pelayanan Cepat).
Ifan yang mengambil alih tugas frontliner Loket 1 dengan penuh keramahan dan kesabaran melayani warga yang datang untuk mengurus program JKN-KIS.
"Kegiatan Executive Frontliner ini merupakan salah satu wujud komitmen kami dalam menjaga dan mengoptimalkan mutu pelayanan JKN-KIS yang telah berjalan lebih dari 4 tahun. Kegiatan ini juga menjadi salah satu rangkaian kegiatan HUT BPJS Kesehatan ke-50," kata Ifan kepada awak media usai memberikan pelayanan kepada warga.
Menurut Ifan, kepuasan dan loyalitas peserta menjadi prioritas dari BPJS Kesehatan. "Oleh karena itu, ke depannya kami berharap para Duta BPJS Kesehatan makin terpacu untuk memaksimalkan layanan. Kualitas layanan tidak boleh stagnan karena ekspektasi peserta akan terus meningkat," imbuhnya.
Berinteraksi dan melayani langsung peserta JKN-KIS, lanjut Ifan, memberikan kesan tersendiri baginya. "Tugas frontliner sebagai garda terdepan pelayanan peserta JKN-KIS di Kantor BPJS Kesehatan memiliki tantangan tersendiri," ujarnya.
Jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang menerapkan sistem jaminan sosial, tambahnya, pertumbuhan peserta program jaminan kesehatan di Indonesia terbilang amat pesat. Karena hanya dalam waktu 4 tahun, program JKN-KIS telah meng-cover hampir 80% dari total penduduk Indonesia.
Ifan pun memberi contoh negara-negara maju sebagai pembanding, salah satunya Jerman yang menjalankan program jaminan sosial selama kurang lebih 120 tahun, baru mencakup 85% populasi penduduk.
Lalu Austria yang menjalankan selama 79 tahun telah meng-cover 99% populasi penduduk. Sementara Jepang memerlukan waktu 36 tahun dan Belgia membutuhkan 118 tahun untuk mencakup 100% populasi penduduk.
"Saat ini program JKN-KIS telah menjadi program jaminan kesehatan terbesar di dunia, jika melihat jumlah kepesertaannya yang telah melampaui 198,8 juta dan dilaksanakan melalui pendekatan single payer institution," jelasnya.
Jumlah tersebut, lanjutnya, dipastikan akan terus bertambah hingga cita-cita Universal Health Coverage (UHC) alias Cakupan Kesehatan Semesta dapat terwujud.
"Nantinya seluruh penduduk Indonesia akan terlindungi oleh jaminan kesehatan JKN-KIS yang berkualitas dan berkesinambungan. Oleh karenanya, semangat Duta BPJS Kesehatan untuk mengabdi pada negeri tak boleh surut. Pelayanan prima harus tetap jadi yang utama," tegasnya.
Menurut Nurifansyah, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 22.247 FKTP yang terdiri atas 9.881 Puskesmas, 5.023 Dokter Praktik Perorangan, 5.473 Klinik Non Rawat Inap, 643 Klinik Rawat Inap, 20 Rumah Sakit Kelas D Pratama, serta 1.207 Dokter Gigi. Sementara itu di tingkat FKTRL, BPJS Kesehatan telah bermitra dengan 2.397 Rumah Sakit dan Klinik Utama, 1.607 Apotik, dan 1.079 Optik. (win)
|