Main di Sungai, Bocah 8 Tahun Ini Tewas Tenggelam di Sungai Mahakam Diduga penyakitnya kambuh, bocah bernama Muhammad Alif Firdaus (8) ini meninggal dunia setelah tenggelam saat bermain di sungai Mahakam Photo: Istimewa
KutaiKartanegara.com - 27/11/2017 20:44 WITA
Warga dusun Margasari, desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Minggu (26/11) sore kemarin digegerkan dengan peristiwa tenggelamnya seorang bocah laki-laki di perairan sungai Mahakam.
Bocah usia 8 tahun yang diketahui bernama Muhammad Alif Firdaus itu akhirnya ditemukan mengambang dalam keadaan lemas pada pukul 15.30 WITA oleh seorang warga Muhammad Hindrayani (31) yang tengah membawa perahu ketinting.
Kapolres Kutai Kartanegara AKBP Fadillah Zulkarnaen melalui Kapolsek Loa Kulu AKP Ade Harri Sistriawa mengatakan, korban langsung diangkat Hindrayani ke atas perahunya dan dibawa ke darat.
Setiba di darat, sempat dilakukan pertolongan terhadap Alif. Namun nyawa bocah malang tersebut sudah tak bisa tertolong lagi. Jasadnya kemudian dibawa ke rumahnya di Gang Pahlawan RT 05 Desa Jembayan.
"Menurut keterangan pihak keluarga, korban memiliki riwayat penyakit epilepsi yang sewaktu-waktu bisa kambuh. Pada saat korban bermain di sungai, diduga penyakit yang diderita korban kambuh. Sehingga korban mengalami kejang dan tidak bisa bergerak lalu tenggelam," ujarnya.
Sebelum kejadian nahas tersebut, lanjut Ade, Alif sempat pamit kepada kakaknya bernama Dewi hendak pergi ke warung sekitar pukul 14.45 WITA. "Kakaknya sempat bilang agar Alif pulang ke rumah sebelum Ashar," imbuhnya.
Namun tanpa sepengetahuan siapapun, Alif ternyata turun ke sungai Mahakam dan berenang seorang diri. Sekitar pukul 15.00 WITA, teman korban yakni Akbar bersama beberapa rekannya melihat pakaian Alif tergeletak di teras belakang rumah Fio.
"Akbar dkk kemudian melihat korban sudah berada di tengah sungai dan melambaikan tangan seperti meminta tolong. Akbar lalu memberitahukan kejadian tersebut kepada ibunya. Namun setelah mereka kembali ke sungai, ternyata korban sudah tak ada. Hingga akhirnya ditemukan mengambang oleh Hindrayani sekitar jam 15.30 WITA," ungkapnya.
Atas peristiwa tersebut, tambah Ade, pihak keluarga menyatakan ikhlas menerima kepergian bocah tersebut sebagai sebuah musibah. "Dan pihak keluarga tidak bersedia dilakukan visum atau otopsi terhadap jasad korban," pungkasnya. (win)
|