Siswa SD Badak Baru Dapatkan Penyuluhan Keselamatan dan Lingkungan
Para siswa SDN 012 Badak Baru Kecamatan Muara Badak serempak mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan Photo: VICO Indonesia/Bastian
|
KutaiKartanegara.com - 11/02/2006 16:09 WITA
Dalam rangka menyemarakkan Bulan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tahun 2006, perusahaan migas VICO Indonesia menggelar salah satu program tahunannya berupa kegiatan penyuluhan ke sekolah-sekolah di sekitar wilayah operasi.
Untuk tahun ini, kegiatan penyuluhan mengenai lingkungan dan keselamatan ini dilakukan di 2 Sekolah Dasar (SD) yang berada di Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), yakni SDN 008 Salo Palai dan SDN 012 Badak Baru.
Ratusan siswa dari kedua sekolah tersebut rata-rata sangat antusias mengikuti materi yang disampaikan tim penyuluh VICO Indonesia. Apalagi beberapa hadiah menarik disediakan bagi siswa yang mampu menjawab sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut.
Seperti yang terjadi kemarin (10/09) pagi di SDN 012 Badak Baru. Dua ruangan kelas yang telah disatukan tampak penuh sesak oleh 180 orang siswa yang terdiri dari 60 murid kelas VI, 70 murid kelas V dan 50 murid kelas IV.
Para siswa sekolah tersebut tampak antusias menyimak materi-materi yang disampaikan oleh tim penyuluh VICO Indonesia. Tampil sebagai pemateri pertama adalah Obed Y Tiladuru yang membawakan materi Keselamatan tentang petir.
Khairil yang berhak menerima souvenir berupa tas ransel dari Widia S Kadarsih Photo: VICO Indonesia/Bastian | | |
Obed mengingatkan kepada siswa jika suasana mendung atau hujan hendaknya jangan berada di tempat terbuka. "Jangan pula berlindung dibawah pohon. Sebaiknya kita berlindung dalam rumah saja," jelas Obed.
Dikatakan Obed, ada rumus agar kita terhindar dari sambaran petir, yakni 30/30. "30 detik setelah ada kilatan cahaya segera cari tempat berlindung karena petir akan datang.
Kemudian 30 menit setelah badai petir, baru lah kita boleh pergi," ujar Obed yang sehari-harinya sebagai HSE Promotion & Implementation Superintendent di Departemen Keselamatan dan Lingkungan VICO Indonesia.
Selain materi tentang keselamatan, ada pula penyuluhan tentang lingkungan yakni pengetahuan mengenai pengelolaan sampah yang benar hingga cara pengolahan sampah menjadi pupuk oleh Safety Engineer Agus Sucahyo dan Environmental Engineer Widia S Kadarsih. Semua disampaikan dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti oleh siswa.
"Adik-adik, pengelolaan sampah yang benar itu meliputi pemilahan, pembuangan dan pengolahan. Jadi kalau membuang sampah, pilah-pilah dulu mana sampah kering dan mana sampah basah. Dan jangan membakar sampah seperti karet atau plastik, karena membahayakan kesehatan, ya dik-adik!" ujar Widia S Kadarsih yang langsung disahut dengan kompak oleh para siswa, "Iyaa buuuu...!".
Begitu antusiasnya siswa SDN 012 Badak Baru mengikuti penyuluhan ini, tim penyuluh VICO Indonesia harus meladeni 'hujan' pertanyaan yang dilontarkan siswa tersebut. Suasana semakin bertambah heboh ketika tim penyuluh menyediakan souvenir menarik bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan.
Siswa yang semula menempati 2 ruangan akhirnya bergabung kedalam satu ruangan agar mereka bisa mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh tim penyuluh. Begitu pemateri Widia mengajukan pertanyaan tentang jenis-jenis sampah dan bagaimana cara membuang sampah yang benar, seluruh siswa secara serempak mengacungkan tangan.
Namun yang lebih dahulu mengacungkan tangan adalah Khairil yang masih duduk di bangku kelas V. Setelah tampil di depan kelas, dengan penuh percaya diri Khairil menjelaskan bahwa sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk seperti kertas, daun, sisa makanan. Penempatannya di TPS atau tempat penampungan sementara di bak sampah berwarna hijau.
Untuk sampah anorganik seperti kaca, plastik, karet ditempatkan pada bak sampah warna kuning. Sedangkan sampah jenis metal seperti besi dan alumunium ditempatkan di bak warna merah. Kemudian baru dibuang ke TPA tempat pembuangan akhir.
Sontak seluruh siswa yang memenuhi ruangan tersebut bertepuk tangan, terlebih ketika Widia S Kadarsih memberikan souvenir berupa sebuah tas ransel kepada Khairil.
Sementara itu, pihak sekolah yang dikunjungi mengaku menyambut baik program peyuluhan seperti ini karena dapat menambah wawasan peserta didik dan ada variasi dalam belajar yang sangat menunjang diterapkannya program KBK atau Kurikulum Berbasis Kompetensi.
"Kalau bisa juga souvenirnya lebih banyak dan tidak perlu yang mahal-mahal, biar lebih banyak siswa yang mendapatkan hadiah," ujar seorang guru SDN 008 Salo Palai yang enggan disebutkan namanya. (bas)
|