Sambut Erau 2017, Sultan dan Putera Mahkota Jalani Ritual Beluluh Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura, H Adji Mohd Salehoeddin II, melaksanakan upacara adat Beluluh jelang digelarnya Erau Adat Kutai di Tenggarong Photo: Agri
Sultan HAM Salehoeddin II melakukan ritual Ketikai Lepas bersama Menteri Sekretaris Keraton HAPM Gondo Prawiro Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 19/07/2017 23:13 WITA
Dalam rangka menyambut digelarnya pesta adat Erau, pihak Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura terlebih dahulu melaksanakan ritual pendahuluan berupa upacara adat Beluluh di Kedaton Kutai Kartanegara, Tenggarong, Rabu (19/07) siang.
Prosesi adat Beluluh yang berlangsung tertib dan khidmat ini diikuti Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II dan Putera Mahkota H Adji Pangeran Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat.
Dalam ritual adat ini, Sultan Kutai HAM Salehoeddin II didaulat terlebih dahulu untuk menjalani Beluluh dengan duduk di atas sebuah balai yang terbuat dari bambu kuning dengan 41 kaki.
Seorang pawang Belian kemudian melakukan tepong tawar serta membacakan mantera untuk memohon keselamatan bagi Sultan yang akan melaksanakan Erau. Upacara adat Beluluh ini diakhiri dengan ritual Ketikai Lepas, atau menarik anyaman janur kuning antara Sultan Kutai dengan tiga orang hadirin. Yakni Asisten II Sukhrawardy, Asisten III Suriansyah HM, dan Menteri Sekretaris Keraton HAPM Gondo Prawiro.
Usai prosesi Beluluh terhadap Sultan, giliran Putra Mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat menjalani prosesi yang sama persis seperti yang dilakukan terhadap Sultan Kutai.
Di bagian akhir prosesi tersebut, Putera Mahkota melakukan ritual Ketikai Lepas dengan 3 orang hadirin yang terdiri dari Kepala Dinas Pariwisata Kukar Sri Wahyuni, Kepala BRI Cabang Tenggarong Sumarto dan Aji Pangeran Soerya Adi Menggala mewakili kerabat Keraton.
Menurut Sartin selakuk Koordinator Belian, upacara adat Beluluh memiliki makna sebagai pensucian atau pembersihan diri Sultan beserta keluarganya dan Putra Mahkota yang akan melaksanakan Erau.
"Beluluh juga sebagai tanda diawalinya seluruh rangkaian kegiatan Erau. Melalui upacara adat Beluluh, kita memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar Sultan dan Putera Mahkota diberikan keselamatan, serta dijauhkan atau dihindarkan dari pengaruh-pengaruh buruk," pungkasnya. (win)
|