Libatkan 150 Penari, Drama Tari Kolosal Bakal Semarakkan Pembukaan EIFAF 2017 Sebanyak 150 penari pendukung tari massal mulai berlatih di Stadion Rondong Demang, Tenggarong, sejak Senin (10/07) lalu Photo: Agri
Para penari yang terlibat dalam drama tari kolosal Bena Budaya Etam punya waktu 18 hari untuk persiapan jelang pembukaan EIFAF 2017 Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 13/07/2017 23:43 WITA
Tak terasa, tinggal 10 hari pesta adat Erau dan International Folk Art Festival (EIFAF) 2017 akan dihelat di ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Tenggarong.
Gelaran Erau Adat Kutai yang dibarengkan dengan Festival Kesenian Rakyat Internasional ke-5 tersebut akan dibuka pada 23 Juli mendatang bertempat di Stadion Rondong Demang, Tenggarong.
Dan satu yang tak bisa ketinggalan pada setiap seremoni pembukaan Erau atau EIFAF adalah suguhan tari massal atau tari kolosal yang melibatkan ratusan penari.
Drama tari kolosal bertajuk Bena Budaya Etam yang digarap Dinas Pariwisata Kukar bekerjasama dengan Yayasan Gubang Kutai Kartanegara ini ternyata hanya punya waktu 18 hari untuk persiapan.
"Kami mulai latihan sejak tanggal 5 Juli lalu di halaman Planetarium Jagad Raya. Sedangkan latihan di Stadion Rondong Demang baru kita lakukan sejak Senin (10/07) lalu," terang Hariyansa, selaku koreografer drama tari kolosal Bena Budaya Etam.
Sebelumnya, lanjut Hariyansa, pihaknya terlebih dahulu melakukan seleksi terhadap lebih dari 300 calon penari pada 3 Juli guna mencari 150 orang penari yang akan dilibatkan dalam tari kolosal tersebut.
Kendati persiapan yang cukup mepet, pria yang akrab disapa Ancha ini tetap optimis para pendukung tari massal tersebut dapat tampil maksimal pada pembukaan EIFAF 2017 mendatang.
"Karena sebagian besar pendukung tari kolosal ini adalah para penari yang pernah terlibat dalam tari massal tahun lalu. Sedangkan sebagian lagi adalah para penari baru dari beberapa sanggar tari yang ada di Tenggarong. Jadi tidak terlalu susah untuk melatih mereka, karena mereka sudah punya basic sebagai penari," ungkap Ancha.
Ditambahkan Ancha, beberapa kendala yang dihadapi dalam mempersiapkan tari kolosal ini hanyalah faktor cuaca di kota Tenggarong yang masih sering turun hujan. "Ya, kalau hujan mau tak mau kita istirahat sejenak. Kalau sudah reda, baru kita lanjut latihan lagi," pungkasnya. (win)
|