Puluhan Warga Diduga Keracunan Makanan, Satu Bocah Meninggal Dunia Dokter memeriksa para pasien diduga mengalami keracunan makanan di Puskesmas Muara Muntai Photo: Istimewa
Tercatat ada 67 warga Jantur terkena dampak mual dan muntah-muntah usai menyantap nasi bungkus sisa semalam yang dibagikan keesokan paginya Photo: Istimewa
|
KutaiKartanegara.com - 27/04/2017 21:52 WITA
Warga Kecamatan Muara Muntai digemparkan dengan dugaan kasus keracunan makanan yang menimpa 67 orang warga desa Jantur Baru dan desa Jantur Selatan, Rabu (26/04) kemarin.
Dari puluhan orang yang terdampak keracunan makanan tersebut, satu orang bocah bernama Muhammad Fahri (5) harus meregang nyawa. Dia meninggal dunia lantaran terlambat mendapatkan pertolongan di Puskesmas.
"Dia terlambat mendapat penanganan. Saat dibawa ke Puskesmas pada kemarin Rabu sekitar jam 17.00 WITA, kondisinya sudah sangat buruk. Kami sudah berupaya memberikan pertolongan, namun nyawanya tak dapat terselamatkan," kata Kepala Puskesmas Muara Muntai, drg Dedy Sugiarto.
Dari puluhan warga yang terdampak, lanjut Dedy, 34 orang merupakan pasien rawat jalan, kemudian 28 pasien masih dirawat di Puskesmas Muara Muntai, sementara 4 pasien lagi dirujuk ke RSUD Dayaku Raja Kota Bangun.
Sementara dikatakan Sekretaris Desa Jantur Selatan, Murni, kasus diduga keracunan makanan ini bermula dari dibagikannya kelebihan nasi bungkus untuk kegiatan peringatan Isra Miraj pada Selasa (25/04) malam lalu.
"Karena masih ada kelebihan, nasi bungkus ini dibagikan pada Rabu (26/04) pagi ke masyarakat sekitar langgar. Saya sendiri juga kebagian nasi bungkus itu, dan waktu dicoba kondisinya memang masih baik dan tidak basi," kata Murni.
Sekitar satu jam usai memakan nasi bungkus yang disiapkan untuk peringatan Isra Miraj itu, lanjut Murni, warga mulai merasakan pusing, mual, muntah-muntah hingga buang air besar. "Sedangkan untuk warga yang memakan nasi bungkus pada saat acara Isra Miraj, tidak ada yang terdampak," imbuhnya.
Pihak Puskesmas Muara Muntai sendiri telah mengambil sampel nasi bungkus, muntahan dan air seni pasien untuk diperiksa di laboratorium RSUD AM Parikesit Tenggarong Seberang. Hingga kini masih belum dapat disimpulkan apa penyebab terjadinya dugaan keracunan makanan tersebut. (win)
|