Tinjau Pemanfaatan Dana Desa Dari APBN 2016 Presiden Jokowi Sambangi Kecamatan Samboja Presiden Joko Widodo memperhatikan papan informasi hasil pembangunan di desa Tani Bhakti yang memanfaatkan ADD APBN 2016 Photo: Humas Kukar/Margini
Bupati Kukar Rita Widyasari saat menerima Presiden RI Joko Widodo di desa Tani Bhakti, Samboja Photo: Humas Kukar/Margini
|
KutaiKartanegara.com - 05/12/2016 23:32 WITA
Dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Kalimantan Timur, Senin (05/12) pagi, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyambangi Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), untuk meninjau hasil pembangunan di desa Tani Bhakti yang memanfaatkan Alokasi Dana Desa (ADD) dari APBN 2016.
Kedatangan Presiden RI Jokowi yang didampingi Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menteri Pembangunan Desa Tertinggal (PDT) Eko Putro Sanjoyo, disambut Gubernur Kaltim H Awang Farouk Ishak dan Bupati Kukar Rita Widyasari beserta jajarannya, termasuk Camat Samboja Fahmi dan Kepala Desa Tani Bhakti Alamsyah.
Dalam kunjungan di desa Tani Bhakti, Presiden Jokowi meninjau pembangunan embung atau kantung air yang dibuat secara swakelola oleh warga Desa Tani Bhakti.
Kemudian saat meninjau pembangunan tandon air bersih siap minum, Presiden Jokowi tak segan-segan menaiki menara air hanya untuk melihat lebih dekat penampungan air bersih dalam tandon itu.
Menurut Jokowi, penyerapan dana desa tahun 2016 secara keseluruhan berjalan sangat baik. Yakni untuk pembangunan sarana air bersih siap minum sebesar Rp 201 juta di setiap desa. Kemudian untuk embung atau kantong air dengan luasan kurang lebih 500 meter persegi menelan biaya sebesar Rp 238 juta.
"Saya kira anggaran seperti itu jadinya seperti ini ya wajar. Kalau di Jawa, hitungan kita kemarin satu hektar kira-kira Rp 1 milyar," terang Jokowi.
Ditambahkan Jokowi, tahun depan pembangunan embung akan terus dikejar dengan sasaran seluruh desa yang musim kemaraunya sangat membutuhkan air.
Sementara dikatakan Menteri PDT Eko Putro Sanjoyo, pembangunan sarana air bersih ini sangat bemanfaat sekali, karena airnya langsung bisa diminum. "Ini sangat bagus karena dari informasi pak Kades hanya dengan biaya sebesar Rp 201 juta kita sudah bisa menyediakan air bersih kepada masyarakat dan siap minum," imbuhnya.
Eko menilai, adanya embung sangat penting dan sesuai dengan instruksi Presiden. Dengan adanya embung tersebut, diharapkan petani yang biasanya hanya dapat menanam 1-2 kali setahun, dapat menanam 3 kali setahun.
"Dengan adanya embung ini, otomatis pendapatan masyarakat meningkat. Embung juga bisa dikasih ikan, bisa dijadikan kolam pemancingan, bisa juga jadi obyek wisata, jadi manfaatnya besar sekali," pungkasnya. (win)
|