Penutupan Erau 2016, Adat Mengulur Naga dan Belimbur Jadi Puncak Kemeriahan Erau Dua replika Naga diberangkatkan dari Tenggarong menuju Kutai Lama pada upacara adat Mengulur Naga Photo: Agri
Putra Mahkota Kesultanan Kutai HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat melakukan ritual Besawai terhadap replika naga sebelum dibawa ke Kutai Lama Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 28/08/2016 23:47 WITA
Setelah digelar selama sepekan, pesta adat Erau 2016 resmi ditutup Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari, Minggu (28/08) pagi, di Museum Mulawarman, Tenggarong.
Penutupan Erau 2016 ditandai dengan pelaksanaan upacara adat Mengulur Naga serta Belimbur yang menjadi puncak kemeriahan Erau yang selalu dinanti-nanti warga Tenggarong, maupun para wisatawan lokal.
Pada upacara Mengulur Naga ini, dua replika naga yang merupakan pasangan naga jantan dan betina ini diberangkatkan dari Tenggarong dengan menggunakan kapak menuju Kutai Lama, Kecamatan Anggana, yang merupakan ibukota pertama Kerajaan Kutai Kartanegara. Di desa Kutai Lama inilah dua replika naga tersebut akan dilarung di sungai Mahakam.
Usai pemberangkatan dua replika naga yang dipimpin langsung Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat, di keraton atau Museum Mulawarman dilaksanakan prosesi Beumban dan Begorok yang dilakoni Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II.
Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II memercikkan air tuli sebagai pertanda dimulainya Belimbur Photo: Agri
Setelah itu, Sultan Kutai menjalani rangkaian proses adat lainnya yakni turun ke Rangga Titi untuk memercikkan air Tuli kepada dirinya dan orang di sekelilingnya sebagai pertanda bahwa Belimbur atau saling menyiramkan air boleh dimulai.
Suka cita pun seketika mewarnai ribuan warga, termasuk ratusan anggota delegasi kesenian mancanegara, yang hadir pada penutupan Erau 2016 di lingkungan Museum Mulawarman. Warga menikmati dimulainya Belimbur lewat siraman air yang disemprotkan lewat mobil pemadam kebakaran.
Bupati Rita Widyasari dalam sambutannya saat menutup Erau 2016 mengatakan, pesta adat Erau bukan hanya sekedar ungkapan rasa syukur dan mempererat persatuan, tapi juga sebagai usaha pelestarian dan pengembangan adat istiadat.
Berpartisipasinya delegasi kesenian mancanegara anggota CIOFF, selain untuk menyemarakkan Erau, juga memperkaya khasanah berkesenian, serta menjalin persahabatan. "Ini merupakan kolaborasi yang harmonis antara adat dan kesenian nusantara hingga mancanegara," ujarnya.
Dikatakannya, melaui EIFAF menjadikan budaya dan adat di Kukar terangkat dan mendunia, sehingga diharapkan meningkatkan pendapatan di sektor Pariwisata. "Pariwisata akan terus kita kembangkan bersama dengan sektor pertanian dalam arti luas, karena kita tak bisa lagi tergantung dengan Migas, hal ini sesuai dengan visi misi Gerbang Raja," harapnya. (win)
|