Bule Amerika Puji Tradisi Makan Beseprah Warga dengan sabar menanti makan bersama secara Beseprah di sepanjang Jalan Mulawarman, Tenggarong Photo: Agri
Bupati Rita Widyasari menikmati hidangan Beseprah bersama Ketua DPRD Kukar Salehuddin Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 24/08/2016 23:49 WITA
Pesta adat Erau kembali dimeriahkan dengan acara makan-makan bersama sambil duduk di lantai berhadap-hadapan yang dalam bahasa Kutai disebut Beseprah.
Seperti yang dilaksanakan dalam rangka Erau & International Folk Art Festival (EIFAF) 2016 di Tenggarong, Rabu (24/08) pagi, tepatnya di Jalan Monumen Timur hingga Jalan Mulawarman.
Kegiatan Beseprah ini mendapat sambutan antusias ribuan warga Tenggarong yang memadati lokasi acara agar dapat ikut menyantap aneka kuliner khas daerah Kutai.
Selain warga Tenggarong, beberapa wisatawan lokal dan asing, termasuk beberapa anggota delegasi kesenian mancanegara peserta EIFAF 2016 juga turut berbaur untuk menikmati hidangan yang disuguhkan dalam Beseprah.
Suasana pagi di Jalan Monumen Timur yang telah dipadati warga untuk ikut menikmati hidangan Beseprah Photo: Agri
Acara makan Beseprah ini digelar mulai pukul 09.00 WITA yang ditandai dengan pemukulan kentongan oleh Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari bersama para pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, serta pimpinan delegasi kesenian mancanegara.
Dikatakan Bupati Rita Widyasari, makan Beseprah merupakan tradisi makan masyarakat Kutai sejak jaman dahulu yang menjunjung adab dan rasa kebersamaan. "Kegiatan makan Beseprah ini sudah ada sejak jaman Kesultanan. Pada masa itu, Sultan Kutai terkenal merakyat, yaitu dengan melihat langsung keadaan rakyat dan kadang kerap diakhiri dengan makan bersama atau Beseprah," jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Rita, tradisi makan bersama secara Beseprah ini kembali dilaksanakan untuk memeriahkan pesta adat Erau. "Beseprah ini kita hidupkan kembali sejak Erau 2011, jadi sekarang sudah memasuki tahun ke enam," katanya.
Penari asal Lithuania (kiri) dan Polandia (kanan) ikut mencicipi Gence Ruan yang sangat terkenal di Kutai Photo: Agri
Pada acara Beseprah tahun ini, ada menu wajib yang harus disediakan setiap instansi pemerintahan dan swasta selaku 'penyumbang' makanan. Menu tersebut adalah Gence Ruan.
Beberapa anggota delegasi kesenian mancanegara tampak tak segan-segan untuk mencicipi Gence Ruan, yakni seekor ikan gabus yang dibelah dan digoreng lalu dilumuri sambel bawang dan tomat.
"Enak sekali. Saya senang bisa mencoba makanan Indonesia meski agak pedas," kata Ian, anggota delegasi kesenian asal Polandia, yang sempat mencicipi Gence Ruan bersama nasi putih.
Delegasi kesenian mancanegara peserta EIFAF tampak antusias ikut berbaur makan Beseprah Photo: Agri
Sementara pimpinan delegasi kesenian Amerika Serikat, Gary Larsen, mengaku tidak berani mencicipi Gence Ruan lantaran memang tidak suka makanan pedas. "Ya, saya tidak suka makanan pedas. Jadi saya hanya mencoba makan beberapa potong kue. Enak sekali," demikian ujarnya.
Meski tak berani mencicipi makanan pedas, namun Gary memuji tradisi makan Beseprah dalam gelaran Erau ini. "Sungguh luar biasa. Semua orang makan bersama-sama, baik itu orang penting ataupun orang biasa. Begitu banyak hal indah yang bisa saya lihat di Erau. Ada makanan, ada tari, musik, seni budaya, dan masih banyak lagi. Semuanya indah dan saya suka sekali," demikian ujarnya. (win)
|