Suguhan Tari Kolosal Kembali Semarakkan Pembukaan Erau 2016 Suguhan tari kolosal kembali akan menyemarakkan pembukaan Erau/EIFAF 2016 Photo: Agri
Penampilan para penari pria saat gladi kotor tari kolosal di Stadion Rondong Demang Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 19/08/2016 00:08 WITA
Suguhan tari massal atau tari kolosal yang melibatkan banyak penari seakan menjadi menu wajib di setiap pembukaan pesta adat Erau. Tak terkecuali pada pembukaan Erau dan International Folk Art Festival (EIFAF) 2016.
Tari kolosal bertajuk Menjaga Adat Mendulang Benua yang melibatkan 150 penari dipastikan akan menyemarakkan pembukaan EIFAF 2016 di Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Minggu (21/08) nanti.
Jika dibanding tahun lalu yang melibatkan 320 penari, jumlah penari massal kali ini hanya separuhnya saja. Hal ini diakui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kutai Kartanegara (Kukar), Sri Wahyuni, dikarenakan terjadinya defisit anggaran sehingga memaksa seluruh SKPD melakukan pemangkasan anggaran, termasuk biaya penyelenggaraan EIFAF 2016.
Para musisi dan penyanyi yang tergabung dalam Gerbang Etam Mini Orchestra akan mengiringi tari kolosal Menjaga Adat Mendulang Budaya Photo: Agri
"Ya, karena terjadi defisit anggaran maka jumlah penarinya hanya 150 orang. Termasuk pemusik yang mengiringi tari juga berkurang menjadi 27 orang saja, sehingga namanya kita sebut Gerbang Etam Mini Orchestra," ujar Sri.
Sementara ditambahkan Hariyansa selaku koreografer, tari kolosal berdurasi 16 menit ini menggambarkan semangat warga untuk membangun Kukar bersama pemimpinnya dengan nilai kreativitas membawa keerohan atau keriuhan sebagai wujud suka cita dalam membangun daerah.
"Tari kolosal ini juga menggambarkan warga yang tetap menjaga adat, sehingga tradisi di Kukar merupakan kekayaan yang tak lekang dimakan usia," ungkap pria yang akrab disapa Ancha ini.
Para pendukung tari massal Menjaga Adat Mendulang Budaya telah berlatih sejak bulan Juli lalu Photo: Agri
Menurut Ancha, para penari yang terlibat berasal dari sejumlah sanggar seni dan paguyuban, pelajar, mahasiswa hingga masyarakat umum. "Mereka telah dilatih sejak bulan Juli lalu atau beberapa hari setelah Idul Fitri," ungkapnya.
Tari kolosal ini, lanjut Ancha, akan diiringi musik oleh Gerbang Etam Mini Orchestra dibawah komposer Ahmad Fauzi. "Musik yang ditampilkan adalah musik etnik khas Kutai dan pedalaman," jelasnya.
Sebagai persiapan terakhir, para pendukung tari kolosal Menjaga Adat Mendulang Benua akan menjalani gladi bersih di Stadion Rondong Demang pada Jum'at (19/08) sore mulai pukul 15.00 WITA. (win)
|