Jelang Erau 2016, Kesultanan Kutai Laksanakan Adat Beluluh Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura H Adji Mohd Salehoeddin II dan Bupati Kukar Rita Widyasari menarik Ketikai Lepas di akhir prosesi Beluluh Sultan Photo: Agri
Selembar kain yang disebut Kirab Tuhing dibentangkan di atas kepala Sultan Kutai saat dilaksanakannya ritual Beluluh Sultan Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 17/08/2016 00:21 WITA
Jelang dilaksanakannya pesta adat Erau, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura menggelar upacara adat Beluluh Sultan di Kedaton Kutai Kartanegara, Tenggarong, Selasa (16/08) pagi.
Prosesi Beluluh ini tak hanya dilakukan terhadap Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II, namun juga terhadap putra mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat.
Dalam prosesi adat ini, Sultan H Adji Mohd Salehoeddin II terlebih dahulu menjalani ritual dengan duduk di atas sebuah balai bambu kuning yang terdiri dari 41 kaki balai.
Sembari dibacakan memang atau mantera oleh pemimpin ritual yang disebut Belian, 4 orang kerabat Sultan membentangkan sebuah kain kuning atau Kirab Tuhing di atas kepala Sultan.
Kemudian, usai dilakukan ritual tepong tawar oleh seorang pawang wanita yang disebut Dewa, Sultan Kutai lalu melakukan ritual Ketikai Lepas yakni menarik sebuah anyaman janur, masing-masing dengan Bupati Kukar Rita Widyasari, Dandim 0906/TGR Letkol Inf Ari Pramana Sakti dan Ketua DPRD Kukar Salehuddin.
Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II mengusapkan koin yang di pelupuk matanya yang memiliki makna untuk mensucikan pandangan Photo: Agri
Setelah itu, giliran putra mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat melaksanakan ritual yang sama seperti Sultan Kutai. Di akhir prosesi tersebut, putra mahkota menarik Ketikai Lepas secara bergantian dengan Ketua PN Tenggarong Makmur, Kajari Kukar Kasmin dan Asisten I Setkab Kukar H Chairil Anwar.
Menurut HAP Hario Kesumo Poeger selaku Kabid Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Adat Kesultanan Kutai, upacara adat ini memiliki makna sebagai pembersihan kepada Sultan dan putra mahkota yang akan melaksanakan adat Erau.
Setelah dilaksanakan Beluluh tersebut, lanjutnya, maka Sultan dipantangkan untuk menjejakkan kakinya langsung ke tanah, kecuali tanah tersebut telah diberi alas berupa kain kuning. "Pantangan tersebut diberlakukan selama berlangsungnya Erau," jelasnya.
Ditambahkan Poeger, Kesultanan Kutai masih akan melaksanakan ritual-ritual pendahuluan lainnya jelang dimulainya pesta adat Erau 2016. "Kami akan melaksanakan ritual Menjamu Benua, Merangin, serta Ngatur Dahar," demikian ungkapnya. (win)
|