Investor Jepang Tertarik Ikut Kembangkan Smart City di Kukar Delegasi Pemkab Kukar saat mengunjungi Khasiwa Noha, sebuah Kota Pintar yang dikembangkan Hitachi di wilayah Tokyo Photo: Istimewa
Vice President IHI Corporation Yutaka Kunisada bertukar cenderamata dengan Kepala BPMPD Kukar Bambang Arwanto Photo: Istimewa
|
KutaiKartanegara.com - 13/09/2015 16:49 WITA
Pembangunan Smart City atau Kota Pintar di Kutai Kartanegara (Kukar) hingga kini masih dalam tahap kajian studi kelayakan yang akan rampung pada akhir bulan ini. Kendati demikian, rencana pengembangan Smart City Kukar ini telah dilirik investor asal Jepang maupun Tiongkok.
Bahkan sejumlah perusahaan besar asal Jepang seperti Sumitomo Mitzui, Panasonic, Hitachi, Mitsubishi dan IHI Corporation telah menyatakan ketertarikan mereka untuk bergabung dalam konsorsium setelah proyek Smart City Kukar ditinjau Wapres Jusuf Kala pada Indonesian Green Infrastructure Summit di Jakarta bulan Juni lalu.
Sebagai tindak lanjut rencana pengembangan Smart City Kukar, perusahaan Hitachi mengundang Pemkab Kukar untuk berkunjung ke Negeri Matahari Terbit Jepang pada awal September lalu.
Kunjungan singkat selama 4 hari di Jepang tersebut dimanfaatkan tim Pemkab Kukar yang dipimpin Kepala Badan penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Kukar Bambang Arwanto untuk menjajaki kerjasama sekaligus meninjau Kota Pintar yang telah dikembangkan perusahaan-perusahaan tersebut.
Turut mendampingi Bambang Arwanto adalah Kepala Dinas Kehutanan & Perkebunan Kukar H Marli, Sekretaris BPMPD Bahaudin, staf BPMPD Netty Herawati serta perwakilan KADIN Indonesia dan akademisi dari UGM AG Subarsono PhD.
"Di Jepang, kami bertemu dengan manajemen perusahaan Jepang seperti Panasonic, Hitachi, Sumitomo Forestry, Mitsubishi, IHI Corporation dan Ithocu guna menjajaki kerjasama pembangunan Smart City Kukar," terang Bambang Arwanto.
Ditambahkan Bambang, beberapa perusahaan besar tersebut sangat berminat untuk terlibat dalam pengembangan Smart City Kukar. "Mereka nanti akan berkunjung ke Kukar untuk melakukan beberapa studi," ujarnya.
Selama di Jepang, lanjut Bambang, pihaknya berkesempatan untuk meninjau kota pintar yang dibangun Hitach dengan konsep Triple Helix di wilayah Tokyo yakni Kashiwa Noha.
"Dengan luas areal hanya 270 ha, kota ini dulunya merupakan kota tua yang hanya dihuni oleh para manula dan jompo. Dengan mengembangkan inovasi Triple Helix, kota cerdas ini tumbuh sangat progresif dengan masa kontstruksi sampai dengan 2030. Sekarang Kashiwa Noha tumbuh menjadi perumahan, perkantoran, retail, hotel, industri, serta cabang Universitas Tokyo sudah dibangun di kawasan ini," imbuhnya.
Delegasi Pemkab Kukar saat berkunjung ke perusahaan Hitachi Photo: Istimewa
Kepala Dishutbun Kukar H Marli memperhatikan sayuran organik yang dikembangkan semua kantin dan rumah makan di kawasan Kota Pintar Khasiwa Noha Photo: Istimewa | | |
Menurut Bambang, konsep Triple Helix ini sangat relevan untuk mengembangkan Smart City Kukar melalui sinergi kekuatan antara akademisi, bisnis, dan pemerintah.
Selain menunjau Kota Pintar Kashiwa Noha, tim Pemkab Kukar juga diundang untuk melihat Kota Pintar yang dibangun oleh Panasonic yaitu Fujisawa di Prefektur Kanagawa.
"Kota cerdas Fujisawa baru dibuka pada November 2014. Kota ini ditinggali lebih dari 1000 KK. Fujisawa SST ini merupakan model pengembangan 'smart' pada level satu kecamatan dengan tujuan untuk menurunkan CO2 sebanyak 70% serta penurunan konsumsi air sebanyak 30%, kemudian penggunaan energi terbarukan seperti matahari di atas 30%. Model kota pintar Fujisawa ini juga cocok dikembangkan di Kukar," kata Bambang lagi.
Ditambahkan Bambang, di Fujisawa tidak ada bangunan yang lebih tinggi dari 2 lantai. Semua ditata dengan sangat efisien dan teknologis. "Pihak Panasonic meminta kita untuk berkomunikasi secara intens dengan Panasonic Indonesia dalam mewujudkan pembangunan Smart City Kukar," ungkapnya.
Kemudian kunjungan ke perusahaan-perusahaan ternama lainnya di Jepang juga mendapat sambutan antusias manajemen perusahaan tersebut. Salah satunya Sumitomo Forestry (SF) yang sejak tahun 1971 pernah memiliki areal HPH di Kecamatan Sebulu. "Sumitomo menyatakan sangat berminat untuk investasi di bidang biomassa dengan memanfaatkan limbah sawit untuk energi, serta di bidang pengelolaan hutan," ujarnya.
Begitu pula dengan Mitsubishi Corporation yang berminat bergabung dalam konsorsium Smart City Kukar. "Perusahaan ini sangat peduli dengan bisnis lingkungan, termasuk infrastruktur kota yang bisa menurunkan emisi karbondioksida. Mereka tertarik berinvestasi untuk gasifikasi gas dari batubara kalori rendah sebagai sumber energi alternatif. Mereka juga akan mengirimkan tim yang ahli dalam pengembangan bandara ke Kukar," kata Bambang.
Sementara pada pertemuan lain dengan IHI Corporation, lanjut Bambang, perusahaan konstruksi terbesar di dunia itu berminat berinvestasi dalam konsorsium Smart City Kukar dengan cara lebih dulu menjajaki investasi di bidang biomassa untuk pembangkit. Bahkan mereka siap menanamkan modal kepada perusahaan sawit guna menjaga kesinambungan suplai cangkang sawit.
Menurut Bambang, IHI memiliki pembangkit biomassa 90 MW sehingga mereka membutuhkan kerjasama dengan Kukar. "Mereka butuh 15 ribu ton cangkang sawit per bulan. IHI bahkan sangat agresif untuk meminta jadwal kunjungan ke Kukar dalam waktu dekat ini," katanya.
Sedangkan saat bertemu pihak Ithocu Coorporation, lanjut Bambang, perusahaan tersebut mengeluhkan tingginya pajak ekspor yang diterapkan Pemerintah RI sehingga ekspor Indonesia ke Jepang menjadi sangat berkurang.
"Jadi kesempatan ini diambil alih oleh Malaysia. Karena Malaysia tidak menaikkan pajak ekspor. Swasta Jepang meminta keringanan kebijakan pajak dan retribusi untuk meningkatkan ekspor turunan produk sawit terutama berupa limbah sawit," ujarnya.
Dengan tingginya pajak ekspor oleh Pemerintah Indonesia tersebut, lanjutnya, Malaysia sangat diuntungkan. "Namun pihak Ithocu tetap akan menjajaki kerjasama dengan Kukar karena kualitas limbah sawit lebih baik dan mereka meminta untuk diundang ke Kukar dalam waktu dekat," pungkasnya. (win)
|