Pelajar SLTA se-Tenggarong Diceramahi Bahaya Narkoba
Pelajar SLTA Tenggarong nampak serius menyimak ceramah dan siraman rohani mengenai bahaya narkoba Photo: Joe
|
KutaiKartanegara.com - 13/12/2005 16:09 WITA
Berbagai permasalahan sosial muncul di tengah-tengah masyarakat Indonesia saat ini. Salah satunya adalah bahaya penyalahgunaan narkoba yang telah merambat hampir di seluruh lapisan masyarakat. Karena itu, permasalahan narkoba bukan lagi menjadi masalah individu melainkan juga telah menjadi permasalahan bersama.
Demikian hal tersebut disampaikan Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP)Kutai Kartanegara (Kukar), Ny Hj Dayang Kartini Syaukani, ketika membuka kegiatan Ceramah tentang Bahaya Narkoba dan Siraman Rohani dalam rangka HUT ke-6 DWP Kukar di Ruang Serba Guna Kantor Bupati Kukar, Tenggarong, tadi pagi.
Dikatakan Ny Hj Dayang Kartini Syaukani, seluruh elemen bangsa dan negara berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah bahkan menghilangkannya dari peradaban manusia, khususnya di Kabupaten Kukar.
Melalui digelarnya kegiatan Ceramah dan Siraman Rohani dalam rangka HUT ke-6 DWP Kukar, Ny Hj Dayang Kartini berharap agar masyarakat semakin sadar tentang bahaya narkoba bagi perkembangan fisik dan mental masyarakat khususnya generasi muda.
"Dengan demikian, penyalahgunaan narkoba merupakan musuh bersama yang harus kita perangi agar generasi bangsa dapat diselamatkan. Dengan kesadaran tentang bahaya narkoba, berarti kita juga turut menyukseskan program Gerbang Dayaku tahap II," demikian kata Ny Hj Dayang Kartini yang juga istri Bupati Kukar ini.
Kegiatan ceramah dan siraman rohani yang berlangsung selama satu hari ini diikuti para pelajar SLTA se-kota Tenggarong, serta ibu-ibu anggota DWP Kukar. Tampil sebagai pemateri adalah Bripka Bahtiar Afandi dari Polres Kukar yang memberikan Ceramah Masalah Narkoba, kemudian Yuniansyah dari Samarinda yang memberikan siraman rohani.
Bripka Bahtiar Affandi mengatakan, agar terhindar dari masalah narkoba, seseorang harus memiliki landasan keimanan dan ketaqwaan yang kuat dan konsisten kepada Tuhan YME. "Tanpa hal itu rasanya mustahil," ujar Bahtiar.
Masalah narkoba, lanjutnya, kini sudah merasuk di semua unsur masyarakat, bahkan di jajaran Polri sendiri. "Kalau ada anggota kami terlibat, maka hukumannya 3 kali lipat bahkan lebih dari ketentuan yang ada. Karena anggota Polri lebih memahami ketimbang masyarakat lainnya terhadap dampak buruk penggunaan Narkoba," paparnya.
Sementara Yuniansyah dalam siraman rohaninya menambahkan, generasi muda merupakan tulang punggung eksistensi agama. Bila generasi mudanya suatu agama rusak, maka hancur pulalah masa depan agama itu sendiri.
Yuniansyah berharap mulai saat ini pelajar kota Tenggarong memelopori sikap hidup beragama yang taat. "Caranya dengan melakukan sholat 5 waktu dibarengi dengan memperdalam ilmu agama dan ilmu dunia," katanya. (joe)
|