Pameran Eksotika Manik se-Borneo Hadirkan Koleksi 8 Museum Pameran Eksotika Manik se-Borneo menghadirkan koleksi manik dari 8 museum serta peragaan merangkai manik oleh para pengrajin suku Dayak Photo: Agri
Asisten II Setprov Kaltim M Sa'bani mengamati aneka koleksi manik yang dipamerkan Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 17/10/2014 00:06 WITA
Keindahan dan keunikan manik-manik koleksi dari 8 museum dihadirkan dalam Pameran Eksotika Manik se-Borneo yang berlangsung di gedung serba guna Museum Mulawarman, Tenggarong.
Pameran Eksotika Manik se-Borneo bertajuk "Si Kecil nan Indah dan Menawan" ini digelar selama 6 hari, yakni mulai Selasa (14/10) hingga Senin (20/10) pekan depan.
Adapun 8 museum yang terlibat dalam pameran tersebut adalah Museum Mulawarman (Kaltim) selaku tuan rumah, kemudian Museum Provinsi Kalimantan Barat, Museum Lambung Mangkurat (Kalimantan Selatan), Museum Balanga (Kalimantan Tengah), Museum Tun Abdul Razak (Serawak/Malaysia), Museum Sabah (Malaysia), Jabatan Museum Brunei Darussalam, ditambah Museum Provinsi Sumatera Utara.
Dimulainya pameran manik ini dibuka secara resmi oleh Asisten II Setprov Kalimantan Timur (Kaltim) M Sa'bani yang ditandai dengan pemotongan pita manik.
Turut hadir pada pembukaan pameran ini diantaranya adalah Putra Mahkota Kesultanan Kutai, Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia Putu Supadma Rudana, para pimpinan Museum peserta pameran, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kaltim HM Aswin, Kepala Disbudpar Kutai Kartanegara (Kukar) Sri Wahyuni serta undangan lainnya.
Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak dalam sambutan tertulis yang disampaikan Asisten II Setprov Kaltim M Sa'bani menyambut positif digelarnya kegiatan tersebut.
"Langkah ini tentunya sejalan dengan langkah Provinsi Kaltim untuk lebih meningkatkan kerjasama dengan nagara-negara tetangga yang berbatasan langsung dengan daerah," katanya.
Sedangkan Bupati Kukar Rita Widyasari melalui Kepala Disbudpar Sri Wahyuni mengatakan, pameran bersama manik-manik se-Borneo ini merupakan salah satu upaya untuk mengangkat serta menjadikan manik sebagai barang yang bernilai tinggi serta dapat menembus pasar dunia.
"Kerajinan manik ini dapat dijadikan tema sentral yang dapat menembus pasar dunia. Kerajinan ini juga simbol perekat bagi budaya di Kalimantan dan beberapa bagian negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam," ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, pameran ini dapat lebih memperkenalkan kepada generasi muda akan potensi dan keunikan manik-manik sebagai kerajinan lokal daerah sehingga kelestariannya tetap terjaga di tengah gempuran budaya-budaya dari luar," katanya lagi.
Sementara dikatakan Kepala Disbudpar Kaltim HM Aswin yang juga Ketua Panitia Pelaksana, terlaksananya pameran ini merupakan hasil kesepakatan museum-museum di pulau Kalimantan atau Borneo.
"Pameran manik ini sudah dilaksanakan di beberapa museum di Kalimantan. Tahun 2010 di Kalbar, tahun 2011 di Serawak, tahun 2012 di Kalsel, tahun 2013 di Brunei Darussalam, tahun 2014 di Kaltim, dan tahun depan rencananya di Sabah," terangnya.
Menurut Aswin, pameran ini merupakan suatu langkah yang sangat strategis dalam rangka meningkatkan kerjasama serta hubungan lebih erat antara negara tetangga.
Hari pertama Pameran Eksotika Manik se-Borneo ini dimeriahkan pula dengan Lomba Merangkai Manik yang diikuti 49 orang pelajar di Tenggarong, terdiri dari 33 siswa SD dan 16 siswa SLTP.
Hasil karya para peserta mendapat penilaian dari dewan juri, yakni Nor Fajri dari SMKN 2 Tenggarong yang juga Ketua Tenggarong Kutai Carnival, dan Sarwani dari Taman Budaya Kaltim. (win)
|