Warga Antusias Saksikan Upacara Adat Beluluh Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II melakukan ritual Ketikai Lepas di akhir pelaksanaan upacara adat Beluluh Photo: Humas Kukar/Rahman
Suasana upacara adat Beluluh di teras depan Keraton Kutai Kartanegara atau Museum Mulawarman Photo: Humas Kukar/Rahman
|
KutaiKartanegara.com - 18/06/2014 20:37 WITA
Salah satu ritual Kesultanan Kutai yang wajib dilaksanakan selama pesta adat Erau adalah upacara adat Beluluh. Ritual ini digelar saban sore usai salah Ashar.
Seperti yang digelar pada hari pertama Erau, Minggu (15/06) lalu, upacara adat Beluluh ini dilaksanakan di teras depan Keraton Kutai Kartanegara atau Museum Mulawarman, Tenggarong.
Meski hanya berdurasi sekitar 15 menit, namun upacara adat ini mendapat perhatian antusias dari warga Tenggarong serta wisatawan domestik yang berlibur di Tenggarong.
Pasalnya, warga dapat menyaksikan langsung Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II menjalani upacara adat Beluluh ini. Selain itu, warga setempat berupaya untuk mendapatkan beras Tambak Karang yang dianggap dapat membawa berkah dan keberuntungan.
Dalam upacara adat ini, Sultan Kutai duduk di atas sebuah balai bambu kuning dengan dikelilingi 4 orang kerabat Keraton yang membentangkan kain Kirab Tuhing di atas kepala Sultan.
Sementara seorang pimpinan Belian membacakan mantra-mantra untuk memohon keselamatan bagi Sultan Kutai yang tengah melaksanakan pesta adat Erau.
Usai menjalani Beluluh, Sultan H Adji Mohd Salehoeddin II selanjutnya melakukan ritual Ketikai Lepas dengan salah seorang anggota kerabat Kesultanan Kutai.
Menurut Koordinator Seksi Sakral Kesultanan Kutai, Awang Demang Nata Krama, Beluluh merupakan salah satu upacara sakral yang sudah dilakukan sejak zaman dahulu.
"Upacara adat ini dimaksudkan untuk memohon keselamatan agar Sultan dijauhi dari hal-hal yang buruk selama berlangsungnya Erau," pungkasnya. (man)
|