Terjerat Jaring, Satu Ekor Pesut Mati di Kota Bangun Seekor Pesut ditemukan mati tersangkut rengge atau jaring nelayan di perairan desa Sangkuliman, Kota Bangun, Kutai Kartanegara Photo: YK RASI/Mahmud
Pesut Mahakam, satwa langka di perairan sungai Mahakam yang jumlahnya diperkirakan tak sampai 100 ekor Photo: Humas Kukar/Hayru Abdi
|
KutaiKartanegara.com - 17/04/2014 11:28 WITA
Seekor Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) ditemukan mati di perairan desa Sangkuliman, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), pada Senin (14/04) lalu.
Mamalia air tawar yang langka tersebut ditemukan warga setempat tersangkut di sebuah rengge atau jaring ikan di muara Danau Semayang, tak jauh dari desa Sangkuliman.
"Saat ditemukan itu sudah mati, badannya terlilit rengge. Kami langsung memotong rengge dan membawanya ke rakit stasiun pemantauan," ujar Mamhmud, relawan konservasi Pesut Mahakam yang menjaga rakit stasiun pemantauan Pesut di desa Sangkuliman.
Hingga Rabu (15/04) kemarin, tim dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (YK RASI) yang termasuk dokter hewan didalamnya datang ke Sangkuliman, untuk melakukan otopsi terhadap seekor pesut yang mati tersebut.
Menurut Direktur YK RASI, Budiono, hasil otopsi belum keluar karena analisisnya belum selesai. "Analisisnya belum selesai semua, masih dikaji tim dokter hewan yang otopsi kemarin," ujarnya.
Sementara menurut Kepala Desa Sangkuliman, Saldian, yang ikut hadir menemui tim YK RASI melakukan otopsi, diperkirakan pesut dewasa yang mati itu berkelamin jantan dengan usia sekitar 23 tahun. Setelah diukur, panjangnya 237 cm dengan berat 150 kg lebih.
Usai dilakukan otopsi, lanjut Saldian, dirinya bersama warga langsung menguburkan Pesut tersebut di desanya. Saldian mengaku sedih dan geram atas kejadian tersebut, pasalnya Sangkuliman merupakan daerah yang direncanakan menjadi desa ekowisata Pesut Mahakam oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kukar.
Padahal, tambahnya, aparatur desa setempat bersama YK RASI telah berkali-kali melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada warga untuk bersama-sama menjaga eksosistem Pesut yang kerap muncul di perairan desanya, yaitu dengan tidak membuang sampah ke sungai dan membatasi tangkapan ikan dengan rengge.
"Masyarakat saya juga terkejut akan kejadian ini, tidak ada yang tahu atau mengaku itu rengge siapa. Maklum, siapa saja bebas mencari ikan di sini, tapi dalam waktu dekat saya akan kembali melakukan sosialisasi untuk sama-sama menjaga ekosistem Pesut disini," demikian katanya. (her)
|