Diserang 3 Orang, Residivis Tewas Ditikam
Jasad Riduansyah alias Udin Boneng ditemukan terkapar di samping rumah Ketua RT 49 Loa Ipuh Photo: Istimewa
|
KutaiKartanegara.com - 25/02/2014 12:22 WITA
Warga kawasan Jalan Gunung Belah, tepatnya di RT 49 Kelurahan Loa Ipuh, Tenggarong, tadi malam (24/02) digemparkan dengan sebuah peristiwa berdarah.
Seorang pemuda bernama Riduansyah atau akrab dipanggil Udin Boneng (31) ditemukan dalam keadaan tak bernyawa dengan kondisi berlumuran darah sekitar pukul 19.00 WITA, persis disamping rumah Ketua RT 49 Kelurahan Loa Ipuh, Iskandar. Udin tewas akibat kehilangan banyak darah setelah mengalami luka tikam di bagian bawah dada kiri.
Dari informasi yang beredar di lapangan menyebutkan bahwa Udin diserang 3 orang pria. Para pelaku datang dengan menggunakan sebuah mobil dobel kabin berwarna putih yang diparkir di tepi Jalan Gunung Belah, tak jauh dari TKP.
Begitu bertemu Udin, para pelaku langsung menyerang. "Tadi saya sempat lihat Udin jatuh terjerambab dekat drum depan toko ini. Kemudian dia bangun dan langsung lari menyeberang ke rumah Pak RT. Sedangkan orang-orang yang menyerang dia langsung kabur ke arah Maluhu sana," jelas salah seorang warga yang bekerja di Toko Sembako tak jauh dari lokasi kejadian.
Pihak kepolisian sendiri masih menyelidiki kasus tersebut. Sejauh ini, polisi belum menemukan petunjuk pasti terkait penyerangan yang menewaskan Udin. Apalagi sejumlah teman nongkrong Udin mengaku tidak tahu mengenai peristiwa tersebut.
Setelah dilakukan Olah TKP oleh petugas Inafis Polres Kukar, jasad Udin kemudian dievakuasi ke RSUD AM Parikesit Tenggarong untuk menjalani otopsi.
"Ada yang melihat pelakunya berjumlah 3 orang yang datang menggunakan sebuah mobil dobel kabin warna putih. Saya telah kerahkan petugas untuk penyelidikan di lapangan agar kasus pembunuhan ini bisa segera diungkap," kata Kapolres Kukar AKBP Abdul Karim kepada wartawan di lokasi kejadian.
Dari keterangan Kapolres Kukar juga terungkap bahwa Udin merupakan residivis kasus pencurian yang sudah 8 kali bolak-balik masuk Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tenggarong.
Sementara itu, menurut Ketua RT 49 Loa Ipuh, Iskandar, dirinya sempat mendengar suara gaduh seperti pukulan. "Tapi kebetulan saat itu saya sedang memasang pancing, jadi saya kira pancingan saya disambar ikan. Makanya saya langsung ke samping rumah. Nah, saat itulah saya melihat Udin terjatuh dalam kondisi telungkup di pelataran samping rumah," ungkapnya.
Iskandar mengaku tidak asing dengan sosok pria yang tergeletak tersebut. Pasalnya, Udin adalah anak angkat dari salah seorang anaknya yang juga tinggal di Jalan Gunung Belah.
Penuturan Iskandar dibenarkan oleh cucunya yang bernama Dina (35), kakak angkat Udin. Dina menjelaskan, kalau Udin telah menjadi adik angkatnya sejak berusia 10 bulan.
"Udin itu yatim piatu. Ibu dan bapaknya meninggal ketika Udin baru berusia 10 bulan. Jadi bapak saya mengambil Udin sebagai anak angkat atau adik angkat saya sejak bayi merah begitu. Memang saya akui, Udin selama hidupnya banyak masalah. Dia sudah berulangkali masuk penjara karena mencuri," ungkap Dina sambil terisak menangis.
Menurut Dina, tiga minggu lalu Udin sempat dirawat di RSUD AM Parikesit karena ditikam lawannya saat terlibat perkelahian di Jalan Akhmad Muksin, Tenggarong. Namun Udin malah kabur dari rumah sakit meski luka tikam di bagian bawah ketiak sebelah kanan belum sembuh.
Dina pun mengisahkan jika setelah memasuki usia remaja, Udin tidak mau lagi bersekolah. Udin kemudian tinggal berpindah-pindah di rumah kenalannya.
"Sejak itu, dia sering bermasalah dan keluar masuk penjara. Nah, sekitar 3 minggu lalu saya ketemu Udin. Dia mengaku baru lari dari rumah sakit, dengan kondisi luka tikam dan belum sembuh. Tapi dia hanya bilang, berkelahi lalu ditikam orang Samarinda. Dia juga tidak kenal lawannya itu," demikian kata Dina, kakak angkat Udin. (win)
|