Kukar Rockin Fest 2014 Diluncurkan di Jakarta Bupati Kukar Rita Widyasari (tengah) selaku penggagas KRF ingin agar Tenggarong dan Kukar juga terkenal lewat event musik cadas tahunan Photo: Humas Kukar/Betty
Suasana konferensi pers dan peluncuran Kukar Rockin Fest 2014 di Rolling Stone Cafe, Jakarta Photo: Humas Kukar/Betty
|
KutaiKartanegara.com - 10/02/2014 22:52 WITA
Ajang musik cadas tahunan di Kutai Kartanegara (Kukar) bertajuk Kukar Rockin' Fest (KRF) 2014 resmi diluncurkan pada Kamis (06/07) lalu di Rolling Stone Cafe, Jakarta.
Acara peluncuran KRF 2014 ini dihadiri Bupati Kukar Rita Widyasari selaku Gerbang Raja, vokalis Power Metal Arul Efansyah, serta pihak promotor dari Distorsi Rockaholicompany dan Sam Talisman Productions.
Di hadapan para pengamat musik serta kalangan media nasional, pihak penyelenggara KRF 2014 menyampaikan jika gelaran KRF tahun ini menghadirkan grup thrash metal asal Amerika Serikat, Testament.
Sedangkan band cadas nasional yang tampil sebagai pembuka adalah Power Metal, Seringai, Burgerkill dan sejumlah band cadas lainnya dari pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan.
Bupati Rita Widyasari selaku owner Gerbang Raja yang telah menggagas KRF sejak 2012 lalu menyatakan sangat antusias menyambut kehadiran KRF 2014.
Menurut Rita, awalnya ia tidak begitu merespon kegiatan ini. Namun semangat dan antusias anak-anak muda di Tenggarong yang dimotori Akbar Haka dkk begitu besar, membuat Rita memberikan kesempatan kepada mereka untuk lebih berkarya.
"Alhamdulillah semuanya berjalan lancar hingga sekarang dan membuat sejarah bagi penggemar musik di Kukar dengan mendatangkan grup band papan atas dan dunia," ujar Rita.
Ditambahkan Rita, dirinya ingin Tenggarong atau Kukar lebih dikenal dari berbagai aspek. Salah satunya lewat event musik cadas tahunan bertajuk Kukar Rockin' Fest.
"Saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda di era kepemimpinan saya. Musik rock sekarang harus tetap diperhatikan dan mereka diberikan kebebasan untuk berkarya dalam hal positif dan harus dihargai," katanya.
Rita pun menginginkan agar kota Tenggarong dapat menjadi tempat bermusiknya anak-anak muda. "Mereka harus berani tampil beda dan selalu menyuarakan hal-hal positif. Orang yang tidak mau dikritik adalah orang yang tidak bisa membangun. Kritik-kritik sosial dari masyarakat harus didengar dan ini merupakan spirit dalam pembangunan," pungkasnya. (bet/win)
|