Erau dan IFAF 2013 Resmi Ditutup Mengulur Naga dan Belimbur Jadi Pamungkas Kemeriahan
Dua replika naga saat dibawa ke dermaga untuk diberangkatkan ke Kutai Lama Photo: Humas Kukar/Hayru Abdi
|
KutaiKartanegara.com - 07/07/2013 22:57 WITA
Setelah dilaksanakan selama sepekan, Erau Adat Pelas Benua 2013 serta International Folklore and Art Festival (EIFAF) 2013 resmi ditutup di Tenggarong, Minggu (07/07) pagi.
Penutupan EIFAF 2013 ini dilakukan Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata (Disbudpar) Kalimantan Timur HM Aswin di beranda Keraton Kutai Kartanegara ing Martadupura atau Museum Mulawarman.
Dikatakan Kepala Disbudpar Kaltim HM Aswin, Erau tahun ini berlangsung aman, lancar dan mendapat perhatian antusias baik warga dan wisatawan.
Hadirnya delegasi kesenian dari 8 negara anggota CIOFF, lanjut Aswin, merupakan terobosan baru Pemkab Kukar dalam memeriahkan Erau serta sebagai wujud mengapresiasi budaya daerah sendiri dan kesenian dari luar.
Putra Mahkota Kesultanan Kutai melakukan ritual tepong tawar terhadap salah satu Naga Erau Photo: Humas Kukar/Hayru Abdi | | |
Ditambahkannya, ada 3 hal penting untuk mengembangkan pariwisata. "Yakni atraksi seni budaya dan keindahan alam, kemudian akomodasi dan konsumsi, serta yang terakhir adalah infrasruktur yang mendukung," ujarnya.
Aswin pun memberikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Erau, terutama kepada kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura dan Pemkab Kukar. "Ide Erau tahun ini pantas diapresiasi, karena jumlah pengunjung Erau meningkat," demikian katanya.
Usai penutupan EIFAF 2013, acara dilanjutkan dengan pelaksanaan upacara adat Mengulur Naga. Sepasang replika Naga kemudian diberangkatkan menuju Kutai Lama, Kecamatan Anggana, dengan menggunakan kapal. Kutai Lama sendiri merupakan ibukota pertama Kerajaan Kutai Kartanegara. Dan disinilah kedua Naga Erau akan dilarungkan.
Ketika 2 replika Naga dibawa ke Kutai Lama, Sultan Kutai HAM Salehoeddin II menjalani prosesi Beumban dan Begorok. Seperti biasa, yang paling ditunggu-tunggu warga maupun pengunjung setelah Naga diberangkatkan adalah adat Belimbur atau saling siram air. (her)
|