Tari Massal Eroh Begenjoh Pukau Delegasi Mancanegara Sejumlah penari Jepen beraksi sambil membawa Seraong atau topi petani masyarakat Kutai Photo: Agri
Salah seorang penari Jepen beraksi sambil mengibaskan selendang Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 01/07/2013 23:25 WITA
Salah satu sajian yang selalu ditunggu-tunggu ribuan penonton dalam setiap upacara pembukaan Erau adalah tari massal yang melibatkan ratusan penari.
Tak terkecuali pada pembukaan Erau Adat Pelas Benua dan International Folklore & Art Festival (EIFAF) 2013 di Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Minggu (30/06) kemarin.
Eroh Begenjoh, demikian judul tari massal yang dibawakan sekitar 400 penari ini. Tari massal Eroh Begenjoh sendiri menampilkan kekayaan budaya masyarakat asli Kutai Kartanegara yang terdiri dari etnis Kutai dan Dayak.
Tarian burung Enggang dari suku Dayak Kenyah Photo: Agri
Tari Belian dari suku Dayak Benuaq turut ditampilkan dalam tari massal Eroh Begenjoh Photo: Agri|
| | |
Tari massal yang berlangsung selama kurang lebih 25 menit ini diawali dengan tarian umbul-umbul. Selanjutnya muncul para remaja suku Dayak Kenyah yang tampil membawakan tari Burung Enggang serta Tari Perang.
Setelah itu, giliran Tari Belian dan Tari Gantar dari suku Dayak Benuaq yang ikut disuguhkan dalam tari massal ini. Setelah tarian suku Dayak, giliran para remaja suku Kutai yang tampil membawakan tari Jepen dengan menggunakan properti Seraong serta Selendang.
Tepuk tangan meriah dari ribuan penonton, termasuk para pejabat serta delegasi kesenian mancanegara, menyambut berakhirnya tari massal Eroh Begenjoh. Mereka tampak terkesan dengan tarian yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat Kutai dan Dayak itu.
Koreografer tari massal Eroh Begenjoh, Hariyansa, mengaku cukup puas dengan penampilan para pendukung tari massal tersebut. "Secara keseluruhan mereka sudah tampil baik dan maksimal. Walau sempat ada keterlambatan kedatangan kostum, sehingga penari harus beradaptasi dalam waktu singkat," ujarnya.
Ditambahkan Hariyansa, suksesnya penampilan tari massal ini tak lepas dari kerja tim produksi Eroh Begenjoh. "Sehingga kita mampu melakukan yang terbaik untuk pematangan proses dalam waktu yang sangat terbatas yaitu hanya 1 bulan," pungkasnya. (win)
|