Workshop Internasional Pelayanan Publik Pakar Asal Kanada Berbagi Pengalaman Bupati Rita Widyasari didampingi Staf Ahli Mendagri Saut Situmorang dan Laurent Tyer dari IPAC Kanada saat memberikan keterangan pers Photo: Agri
Bupati Kukar Rita Widyasari menyerahkan cenderamata kepada Laurent Tyer dari IPAC Kanada Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 09/05/2013 00:49 WITA
Sebuah workshop internasional tentang peningkatan mutu pelayanan publik melalui Alternative Service Delivery digelar selama sehari di Tenggarong, Rabu (08/05) kemarin.
Workshop yang digarap Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia bekerjasama dengan Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) dan The Institute of Public Administration of Canada (IPAC) ini dibuka secara resmi oleh Bupati Kukar Rita Widyasari.
Tampil sebagai narasumber dalam workshop ini adalah 4 orang delegasi IPAC, terdiri dari Brian Smith dari Nova Scotia Solid Wasted Management Expert, Sandy Christie selaku Executive Direktor Nova Scotia and Wellness, Acute & Tertiary Care.
Kemudian Alan Lowe yang merupakan Executive Director Nova Scotia Departement of Education, serta Laurent Tyer selaku Program Officer Domestic and International Program IPAC.
Turut hadir dalam workshop ini di antaranya adalah Staf Ahli Mendagri bidang Pemerintahan Saut Situmorang, para kepala dinas/instansi di lingkungan Pemkab Kukar.
Workshop ini sendiri membahas konsep, kebijakan dan isu-isu strategis yang berkaitan dengan penyelenggaraan Alternative Service Delivery atau pelayanan alternatif, yang terkait dengan 3 bidang yakni Kesehatan, Pendidikan dan Pengelolaan Sampah.
Dikatakan Bupati Rita Widyasari, workshop ini merupakan tindak lanjut dari kunjungannya sebagai peserta studi banding pada bulan November 2012 lalu, yang merupakan hasil kerjasama antara Kemendagri dan IPAC melalui kegiatan bernama Democratic Governance Program. "Tujuan kerjasama ini adalah untuk meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah dalam rangka membentuk tata kelola pemerintahan yang baik," ujarnya.
Dijelaskannya, konsep Alternative Service Delivery merupakan sebuah strategi untuk melaksanakan pelayanan dengan peningkatan kerjasama seluruh stakeholder, yaitu kerjasama antar tingkat pemerintahan, kerjasama antar daerah, kerjasama dengan swasta, organisasi non pemerintah maupun kelompok masyarakat.
Saat berada di Kanada, lanjut Rita, dirinya bersama beberapa kepala daerah lainnya belajar cara meningkatkan pemahaman tentang bagaimana memberdayakan seluruh stakeholder dalam pembangunan melalui peningkatan pelayanan publik di sektor pendidikan, kesehatan dan pengelolaan sampah.
"Selain itu juga belajar tentang Alternative Service Delivery dan bagaimana penerapannya di sektor pendidikan dasar dan usia dini, sektor kesehatan dan pengelolaan sampah," imbuhnya.
Untuk memperluas audiens terkait penerapan konsep ASD tersebut, tambahnya, tim dari Kanada akhirnya diundang untuk datang ke Kukar. Hal tersebut menurutnya agar seluruh pemangku kebijakan di Kukar dan wilayah sekitarnya yakni Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Barat dapat mengetahui bagaimana keberhasilan Kanada, khususnya Provinsi Nova Scotia, dalam menerapkan konsep Alternative Service Delivery sehingga pelayanan kepada masyarakat lebih baik.
Kepada para peserta workshop, Rita berharap agar kesempatan langka itu dapat digunakan sebaik-baiknya untuk menimba ilmu dan pengalaman sehingga dapat dijadikan bahan untuk menyusun kebijakan pembangunan daerah.
"Saya minta komitmen peserta untuk melaksanakan hasil-hasil kegiatan ini sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat," demikian harapnya.
Sebelum memberikan workshop, para narasumber dari Kanada tersebut sebelumnya melakukan peninjauan ke TK Negeri Pembina dan SDN 018 Tenggarong, RSUD AM Parikesit, TPA Bekotok dan Pasar Tangga Arung. (win/her)
|