Dua Ekor Sapi Kurban Ditemukan Mati Sebelum Disembelih Disnakeswan Kukar menurunkan tim untuk memeriksa kondisi hewan dan daging kurban sebelum didistribusikan ke warga yang berhak menerima Photo: Agri
Setelah daging kurban dinyatakan aman oleh tim Disnakeswan, panitia kurban pun melakukan pemotongan daging Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 28/10/2012 20:59 WITA
Kendati sudah diawasi tim dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kutai Kartanegara (Kukar), namun di Tenggarong ditemukan ada 2 ekor sapi kurban yang mati sebelum sempat disembelih.
Dua ekor sapi kurban yang telah mati itu ditemukan di dua tempat terpisah yakni di Masjid KH Muhammad Sajid, Kelurahan Baru, dan Masjid Al Qadar, Kelurahan Melayu.
"Kedua sapi ini mati diduga karena keracunan. Kami sudah ambil sampel berupa jeroan sapi untuk diperiksa di Laboratorium Keswan & Kesmavet di Samarinda," ujar drh Gunawan Nanang dari Disnakeswan Kukar.
Menurut Gunawan, kedua sapi yang mati tepat pada saat perayaan Idul Adha 1433 H tersebut langsung dikubur hari itu juga. "Karena sapi sudah mati, tentu saja tidak diperbolehkan untuk dipotong untuk kurban," jelasnya.
Ditambahkannya, pihak Disnakeswan Kukar diterjunkan ke lapangan untuk memeriksa kondisi hewan kurban yang akan dipotong serta memeriksa kondisi daging dan jeroan hewan kurban yang sudah dipotong.
"Kita telah memeriksa kondisi kesehatan hewan kurban sebelum dipotong. Namun untuk kondisi sapi keracunan, memang cukup sulit untuk dideteksi," ujar Gunawan saat memeriksa daging kurban di Masjid Agung Sultan Sulaiman, Tenggarong, Sabtu (27/10) kemarin.
Dikatakannya, untuk tahun ini Disnakeswan Kukar cukup ketat untuk melakukan pengawasan terhadap hewan kurban. "Kami harus memastikan daging kurban yang akan didistribusikan tersebut layak untuk dikonsumsi," imbuhnya.
Menurutnya, pemeriksaan dilakukan terhadap kondisi jeroan hewan kurban seperti hati, limpa, jantung dan paru-paru. "Di Masjid Agung Sultan Sulaiman, kami temukan ada hati sapi yang mengandung cacing pita. Hati tersebut sudah dibuang karena tak layak untuk dikonsumsi," paparnya.
Pemeriksaan tersebut, lanjut Gunawan, juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penularan virus antrax serta PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) kepada manusia. "Jadi daging kurban yang kita distribusikan harus benar-benar aman dan bebas dari penyakit berbahaya," pungkasnya. (win)
|