Makan Suman Warnai Pesta Etam Segala Pesta Etam Segala dalam rangka menyemarakkan HUT Tenggarong ke-230 ditandai dengan makan suman atau lemang yang disiapkan sebanyak 230 batang Photo: Agri
Staf Ahli Bupati Kukar H Otoy Usman didampingi Sekretaris Disbudpar Hj Yuni Astuti dan panitia penyelenggara, Budi Warga (kiri), membelah batang suman sebagai tanda dimulainya Pesta Etam Segala Photo: Humas Kukar/Hayru Abdi
|
KutaiKartanegara.com - 06/10/2012 22:57 WITA
Pesta Etam Segala atau Pesta Kita Semua, demikian kegiatan yang digelar Sabtu (06/10) pagi dalam rangka mengenang berdirinya kota Tenggarong yang tahun ini genap berusia 230 tahun.
Pembukaan Pesta Etam Segala (PES) yang berlangsung di Pasar Seni Tepian Pandan ini ditandai dengan membelah batang suman atau lemang oleh Staf Ahli Bupati Kukar H Otoy Usman.
Dalam gelaran PES ini, pihak panitia memang menyiapkan 230 batang suman untuk dimakan bersama-sama. Meski hanya makanan sederhana yang terbuat dari ketan, namun ratusan batang suman yang disiapkan tersebut langsung ludes diambil warga, undangan maupun para pendukung acara.
Menurut Sekretaris Disbudpar Kukar, Hj Yuni Astuti, kegiatan PES ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Festival Kota Raja dalam rangka memperingati hari jadi Tenggarong ke-230. "Kegiatan ini erat kaitannya dengan sejarah berdirinya Tenggarong," ujarnya.
Sekedar informasi, Aji Imbut gelar Sultan AM Muslihuddin memindahkan ibukota Kesultanan Kutai dari Pemarangan ke Tepian Pandan pada 28 September 1782.
Aksi M Arifin membawakan lagu tingkilan dengan gaya beladon yang biasa ditampilkan pada kesenian mamanda Photo: Agri | | |
Saat itu, penduduk asli Tepian Pandan adalah orang-orang Kedang Lampong yang pada masa itu dipimpin oleh Sri Mangku Jagat dan Sri Setia. Mereka menyambut dengan tangan terbuka atas keinginan Aji Imbut.
Hal tersebut kemudian menggoreskan tinta emas perjalanan Tepian Pandan yang kemudian diberi nama menjadi Tangga Arung, hingga akhirnya lebih dikenal dengan nama Tenggarong. "Sehingga itikad baik masyarakat Kedang Lampong ini perlu dihargai. Untuk itu kita peringati pada kegiatan ini," paparnya.
Sementara Staf Ahli Bupati Kukar H Otoy Usman saat membuka acara itu mengatakan, kota Tenggarong telah berkembang pesat namun tetap memelihara kearifan lokal sebagai aset sejarah, seni dan budaya.
Hal itu dibuktikan pada tahun 1999, Pemkab menghidupkan kembali kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan ditabalkannya Sultan H Adji Mohd Salehoeddin II.
Selain itu, upaya pelestarian dan eksplorasi seni oleh Pemkab Kukar juga telah dituangkan dalam salah satu visi Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera (Gerbang Raja) yaitu pengembangan potensi wisata.
"Oleh karena itu, peringatan hari jadi kota Tenggarong diisi dengan kegiatan seni budaya, ragam kuliner daerah serta lomba pakaian adat. Hal itu selain sebagai upaya pelestarian adat juga untuk mendukung pariwisata daerah," katanya.
Kegiatan PES yang berlangsung pada pagi dan malam hari itu ditandai pula dengan pembacaan pernyataan dukungan masyarakat Kedang Lampong terhadap kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura oleh perwakilan masyarakat Kedang Lampong, Budi Warga.
Selain itu, kegiatan ini disemarakkan pula dengan atraksi kesenian Kutai seperti betarsul, bedandeng, tari Jepen, serta suguhan musik tingkilan dari Sanggar Seni Karya Dharma. (win/her)
|