Pelatihan Active Learning di Marang Kayu, Untuk Tingkatkan Kualitas Guru
Satria Iman Pribadi ketika memaparkan metode Active Learning dihadapan para guru SD/MI se-Marang Kayu Photo: VICO Indonesia/Bastian
|
KutaiKartanegara.com - 04/09/2005 10:20 WITA
Setelah sukses mengadakan pelatihan Active Learning di Muara Badak dan pelatihan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Anggana bulan Agustus lalu, BPMIGAS-VICO Indonesia melalui program Community Development-nya kembali mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM bagi guru-guru tingkat Sekolah Dasar (SD) se-Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, yang berlangsung selama 2 hari mulai Sabtu (03/09) hingga Minggu (04/09) di Gedung SDN 001 Desa Sebuntal, Marang Kayu.
Kegiatan yang bertajuk Pelatihan Active Learning ini diikuti oleh guru-guru Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah serta enam orang Pengawas Sekolah yang digelar atas kerjasama dengan KaPAL atau Komunitas Pembelajaran Active Learning dari Samarinda.
Menurut salah seorang fasilitator KaPAL, Satria Iman Pribadi, penyelenggaraan Active Learning dimaksudkan untuk membantu sekolah dalam mengembangkan metode pembelajaran melalui sistem KBK dan mendorong siswa belajar lebih aktif.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Marang Kayu Rikson Simanjuntak (kanan) ketika memberikan sambutannya didampingi Fauzan Anwar dari VICO Indonesia Photo: VICO Indonesia/Bastian | | |
"Program ini untuk mendorong peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran yang dulu dikenal dengan CBSA (cara belajar siswa aktif) namun dengan konsep yang berbeda," ujarnya.
Melalui metode seperti ini, guru diharapkan bisa memahami karakter dan kecerdasan setiap peserta didiknya sehingga dalam menerapkan pelajaran lebih kepada bagaimana guru sebagai fasilitator bukan sebagai penceramah. Dalam active learning, materi pelajaran lebih banyak dilakukan dengan wawancara, diskusi, atau penelitian lapangan.
Metode seperti ini, lanjut Satria, sudah lama dikembangkan di perusahaan maupun di LSM-LSM, yakni metode partisipatif. "Dalam metode active learning di sekolah, tidak boleh ada siswa yang diam. Selama 40 menit siswa mengikuti jam pelajaran harus ramai, semua siswa harus aktif, jika ada siswa yang diam berarti metode itu gagal. Ribut diskusi kalau perlu kegiatan belajarnya diluar kelas atau sekolah," ujarnya.
Pelatihan Active Learning di Marang Kayu yang dibawakan Dewi, salah seorang tutor dari KaPAL Photo: VICO Indonesia/Bastian | | |
Ditambahkan Satria, kegiatan ini baru pertama kali digelar di Marang Kayu atas bantuan VICO Indonesia melalui program comdev-nya. "Bulan Agustus lalu kami gelar Di Muara Badak yang diikuti oleh 46 guru. Nantinya akan dilanjutkan dengan kunjungan ke Sekolah International di Balikpapan dan pihak VICO Indonesia siap membantu," demikian katanya.
Sementara Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Marang Kayu Rikson Simanjuntak SSos dihadapan sejumlah peserta mengatakan, semula pihaknya merencanakan mengadakan KBK namun terkendala dana. Namun untungnya pihak External VICO Indonesia justru datang sendiri untuk menawarkan program pelatihan active learning.
"Untuk itu saya sangat berterima kasih kepada VICO, meskipun kegiatan operasionalnya di Muara badak, sedangkan di wilayah Marang Kayu hanya sekedar numpang lewat, tetapi punya kepedulian besar terhadap peningkatan kualitas guru di Marang Kayu," ujar Rikson.
Dia berharap agar guru yang mengikuti pelatihan ini dapat mentransformasikan ilmu yang didapat tidak hanya kepada siswa di sekolah, tetapi juga kepada para guru yang belum sempat mengikuti pelatihan seperti ini. (bas)
|