Sultan Kutai Laksanakan Beluluh di Depan Keraton Suasana upacara adat Beluluh di teras depan Keraton Kutai Kartanegara yang digelar setiap sore selama berlangsungnya Erau Photo: Humas Kukar/Rudi
Dengan menggunakan kepingan uang logam, Sultan Kutai membasahi kedua kelopak matanya dengan air tuli Photo: Humas Kukar/Rudi
|
KutaiKartanegara.com - 06/07/2012 09:52 WITA
Selama berlangsungnya pesta adat Erau, banyak prosesi adat yang digelar pihak Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Salah satunya adalah upacara adat Beluluh yang digelar setiap sore di teras Keraton atau Museum Mulawarman, Tenggarong.
Sama seperti upacara Beluluh yang digelar beberapa hari jelang pelaksanaan Erau, ritual ini dimaksudkan untuk meminta keselamatan atau dihindarkan dari segala bencana dan hal-hal yang buruk.
Upacara Beluluh ini dipimpin seorang Belian sebagai pembaca mantra didampingi para Dewa, serta Pangkon Laki dan Pangkon Bini yang masing-masing membawa benda pusaka yang terbuat dari perak.
Saat prosesi dilakukan, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura H Adji Mohd Salehoeddin II duduk di atas balai bambu kuning yang terdiri dari 41 kaki. Di bawah balai bambu itu, terdapat alas tikar berhiaskan beras warna warni yang disebut Tambak Karang.
Selama prosesi Beluluh berlangsung, 4 orang kerabat Keraton yang biasanya adalah anak atau cucu Sultan, memegangi ujung kain kuning yang disebut Kirab Tuhing di atas kepala Sultan.
Selama prosesi Beluluh, seorang Belian membacakan mantra dan doa agar Sultan diberikan keselamatan dan diberikan kesucian diri dari Tuhan Yang Maha Esa, dengan sesekali menghamburkan beras kuning ke arah kiri kanan Sultan.
Seorang Dewa Bini (pawang perempuan-red) kemudian melakukan tepong tawar dengan memercikkan air tuli yang diambil dari Kutai Lama (ibukota pertama Kerajaan Kutai Kartanegara) ke tangan dan bahu Sultan. Sultan AM Salehoeddin II kemudian mengambil air tersebut dan mengusapkannya ke wajah.
Upacara Beluluh diakhiri dengan menarik Ketikai Lepas (anyaman janur kuning) oleh Sultan bersama salah seorang kerabat Kesultanan Kutai. Setelah upacara Beluluh berakhir, Sultan kemudian kembali masuk ke dalam Keraton. Sedangkan beras Tambak Karang yang berwarna-warni diperebutkan oleh warga yang hadir menyaksikan. (rud/win)
|