Menjamu Benua Jelang Dimulainya Erau Suasana upacara adat Menjamu Benua di depan Museum Mulawarman, Tenggarong, Rabu (27/06) kemarin Photo: Humas Kukar/Rudi
Pimpinan Belian membacakan mantera-mantera sambil sesekali menghamburkan beras kuning ke arah sesaji Photo: Humas Kukar/Rudi
|
KutaiKartanegara.com - 28/06/2012 22:45 WITA
Usai melaksanakan upacara adat Beluluh terhadap Sultan dan Putra Mahkota, pihak Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura pada Rabu (27/06) kemarin menggelar upacara adat Menjamu Benua di tiga titik di kota Tenggarong.
Upacara adat yang dimaksudkan sebagai pemberitahuan kepada makhluk gaib tentang akan dilaksanakannya pesta adat Erau di kota Tenggarong mulai 1 Juli mendatang.
Ritual yang dipimpin salah seorang Belian ini dilaksanakan mulai pukul 14.00 WITA. Tempat pertama pelaksanaan Menjamu Benua ini adalah Kelurahan Mangkurawang sebagai Kepala Benua, kemudian di depan Museum Mulawarman sebagai Tengah Benua dan di Kelurahan Timbau, tak jauh dari lokasi reruntuhan Jembatan Kartanegara, sebagai Buntut Benua.
Sebelum prosesi adat Menjamu Benua dimulai, para pelaksana upacara adat yang terdiri dari 7 orang Dewa, 7 orang Belian, 5 Pangkon Bini, 5 Pangkon Laki, dan pemandu musik Belian terlebih dahulu menemui Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II di rumah kediamannya untuk meminta restu.
"Setelah mendapat restu dari Sultan, barulah pelaksana Menjamu Benua melakukan kegiatan di Kepala Benua, Tengah Benua hingga Buntut Benua. Setelah ritual selesai, pimpinan Belian dan rombongan harus kembali menemui Sultan untuk melapor," ujar Koordinator Seksi Adat Sakral, Demong Nata Krama.
Dalam ritual Menjamu Benua ini, pimpinan Belian membacakan mantera-mantera sambil sesekali menghamburkan beras kuning ke arah balai bambu yang berisi aneka macam jajanan tradisional.
Beberapa makanan yang disajikan diantaranya adalah kue cucur, pulut (ketan), klepon, buras (nasi yang dibungkus daun pisang), bubur merah, telur rebus, ayam panggang dan sebagainya.
Pelaksanaan upacara adat Menjamu Benua ini mendapat perhatian dari masyarakat. Usai upacara, sejumlah warga bahkan berebut untuk mencicipi aneka kue yang tersaji. (rud)
|