Sultan Kutai dan Putra Mahkota Jalani Adat Beluluh Sultan Kutai HAM Salehoeddin II saat menjalani upacara adat Beluluh di Kedaton Kutai Kartanegara Photo: Humas Kukar/Margini
Usai menjalani adat Beluluh, Putra Mahkota melakukan ritual Ketikai Lepas dengan Sekkab Kukar HAPM Haryanto Bachroel Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 27/06/2012 20:01 WITA
Sebagai rangkaian awal jelang dilaksanakannya pesta adat Erau, pihak Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura tadi pagi melaksanakan upacara adat Beluluh terhadap Sultan H Adji Mohd Salehoeddin II dan Putra Mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerja Adiningrat.
Upacara adat yang berlangsung tertib dan khidmat ini dilaksanakan di Kedaton Kutai Kartanegara, Tenggarong, disaksikan Bupati Rita Widyasari, pejabat Muspikab, kepala dinas/instansi serta kerabat Kesultanan Kutai.
Sultan HAM Salehoeddin II mendapat kesempatan pertama untuk menjalani upacara adat ini. Dalam ritual ini, Sultan Kutai duduk di atas balai bambu kuning yang terdiri dari 41 kaki.
Seorang pawang Belian kemudian melakukan tepong tawar serta membacakan mantera untuk memohon keselamatan bagi Sultan yang akan melaksanakan Erau. Upacara adat Beluluh yang berlangsung sekitar 10 menit ini diakhiri dengan ritual Ketikai Lepas.
Usai prosesi Beluluh terhadap Sultan, giliran Putra Mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat menjalani prosesi yang sama persis seperti yang dilakukan terhadap Sultan Kutai.
Menurut Menteri Adat Kesultanan Kutai, HAP Hario Soerya Adi Kesoema, upacara adat Beluluh memiliki makna sebagai pembersihan diri Sultan beserta keluarganya dan Putra Mahkota yang akan melaksanakan Erau.
"Beluluh juga sebagai tanda diawalinya seluruh rangkaian kegiatan Erau. Jika Sultan telah diluluh, maka Sultan tidak diperbolehkan menginjakkan tanah sampai berakhirnya Erau," ujarnya.
Melalui upacara adat Beluluh, lanjutnya, Sultan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberikan keselamatan untuk dirinya termasuk untuk keselamatan agar pelaksanaan Erau dapat berjalan lancar. (win)
|