Gunakan Bahan Baku Singkong Pabrik Bioetanol Diresmikan di Sanga-Sanga Wabup Kukar Ghufron Yusuf membuka kain selubung sebagai tanda diresmikannya pabrik Bioetanol berbahanbaku singkong di Kecamatan Sanga-Sanga Photo: Humas Kukar/Rahman
Wabup Ghufron Yusuf didampingi Kepala Bappeda Kukar Totok Heru Subroto (kedua dari kiri) bersama jajaran Toba Group ketika meninjau bioetanol yang telah diproses dan dikemas dalam jerigen 5 liter dan botol ukuran kecil Photo: Humas Kukar/Rahman
|
KutaiKartanegara.com - 07/03/2012 23:24 WITA
Pabrik Bioetanol dengan bahan baku singkong milik Koperasi Serba Usaha (KSU) Indo Bio Energi di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Selasa (06/03) kemarin diresmikan pengoperasiannya oleh Wakil Bupati Kukar HM Ghufron Yusuf.
KSU Indo Bio Energi yang merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan tambang PT Indomining ini mampu menghasilkan 500 liter etanol per hari dengan Fuel Grade Ethanol (FGE) 99,5 % dengan nilai oktan 100 hingga 114.
Tampak hadir pada acara peresmian tersebut di antaranya adalah Kepala Bappeda Kukar Totok Heru Subroto, Kepala Disprindagkop Kukar Asmidi, Staf Ahli Bupati Kukar Otoy Usman dan Khairil Anwar, Kabag Humas & Protokol Dafip Haryanto dan unsur Muspika Sanga-Sanga.
Sementara dari jajaran Toba Group selaku pemilik PT Indomining dihadiri oleh Chairman Toba Group Jend (Purn) Luhut B Pandjaitan, mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli, mantan Menlu RI Hasan Wirayuda, serta mantan KSAD Jend (Purn) Subagyo HS.
Wabup Ghufron Yusuf dalam sambutannya mengatakan, Pemkab Kukar menyambut baik beroperasinya pabrik ini. Sebab dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan potensi lahan yang ada. Pemkab juga berharap, kehadiran pabrik bioetanol berbahan baku singkong tersebut dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kukar, khususnya masyarakat Sanga-Sanga.
"Kami meminta perusahaan agar mempercayakan penanaman singkong sebagai bahan baku pabrik bioetanol ini kepada masyarakat dan bukan justru perusahaan sendiri yang mengelola pabrik hingga melakukan penanaman. Jadi, kami berharap dengan adanya pabrik ini diharapkan taraf hidup masyarakat akan lebih meningkat," katanya.
Ia menyampaikan terima kasih atas pabrik bioetanol berbahan baku singkong itu sebab hingga saat ini masih banyak lahan yang bisa dikelola untuk penanaman singkong.
Sementara dikatakan Binsar Pandjaitan, pembangunan pabrik bioetanol itu merupakan satu program CSR PT Indomining, satu perusahaan tambang batu bara yang memiliki areal konsesi di Kecamatan Sanga-Sanga.
"Pembangunan pabrik ini merupakan program CSR dari PT Indomining. Jadi, kami akan memberdayakan masyarakat melalui kelompok-kelompok tani dengan cara memberikan penyuluhan kepada mereka dalam proses penanaman singkong kemudian hasilnya akan dibeli oleh pabrik bioetanol ini," katanya.
Hasil pengolahan singkong menjadi etanol itu, juga akan dipasarkan kepada masyarakat sekitar. Hingga saat ini, pabrik bioetanol yang dikelola oleh KSU Indo Bio Energi baru mampu menghasilkan 500 liter etanol/hari dengan kebutuhan 3,5 ton singkong.
"Kami berharap kedepannya pabrik ini akan menghasilkan hingga 5.000 liter etanol/hari sehingga dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar bagi masyarakat khususnya di Kukar," ujarnya.
Singkong yang diolah tersebut, menghasilkan FGE (Fuel Grade Ethanol) 99,5 persen. "Jika 90 persen premium dicampur 10 persen etanol maka akan menghasilkan Pertamax Plus sehingga kami berharap produk ini akan menjadi energi alternatif pengganti BBM. Apalagi bahan bakunya sangat mudah ditemukan dan mudah tumbuh pada daerah kering," terangnya. (man)
|