Datangi Kantor Bupati, Manula Desa Loa Pari Pertanyakan SWTM
Seorang nenek bersama warga tak mampu dari desa Loa Pari lainnya ketika mendatangi Kantor Bupati Kukar untuk mempertanyakan dana SWTM bagi mereka Photo: Joe
|
KutaiKartanegara.com - 23/08/2005 00:20 WITA
Merasa tidak terdaftar lagi sebagai penerima santunan melalui program Sumbangan Warga Tidak Mampu (SWTM) sebesar Rp 100 ribu/bulan yang selama ini didistribusikan Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Kantor Pos, puluhan Manusia Lanjut Usia (Manula) berstatus tidak mampu asal Desa Loa Pari, Kecamatan Tenggarong Seberang, mendatangi Kantor Bupati Kukar di Tenggarong, Senin (22/08) kemarin.
Para manula ini datang ke Kantor Bupati didampingi 3 Ketua RT, seorang tokoh masyarakat dan seorang pengurus LKMD Loa Pari dengan maksud mempertanyakan kepada Bupati, mengapa di anggaran 2005 ini mereka tidak menerima lagi dana SWTM.
Karena Bupati maupun Wakil Bupati serta Sekkab Kukar tidak ada di tempat, perwakilan manula ini diterima Kepala Sub Bagian Perangkat dan Adminstrasi Desa, Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan, Sekretariat Kabupaten Kukar, Etty E Sumarni SSos.
Dihadapan Etty Sumarni, tokoh masyarakat Arbain didampingi Ketua RT 2 Loa Duri Syahrial dan 3 rekannya yang lain atas nama manula mengatakan, berdasarkan info yang diterimanya bahwa untuk Anggaran 2005 ini, tercatat penerima SWTM di Desa Loa Pari hanya berjumlah 36 orang manula.
Sebelumnya, ke 36 orang tersebut menurutnya belum pernah menerima dana SWTM. "Yang kami pertanyakan disini adalah mengapa 94 orang penerima SWTM di Loa Pari tidak menerima lagi SWTM 2005. Padahal mereka masih membutuhkan dana tersebut," ujar Syahrial.
Dalam kesempatan itu Sutrisno selaku Pengurus LKMD Loa Pari mendesak agar Pemkab Kukar segera mengganti Kepala Desa (Kades) Loa Pari yang saat ini dijabat Ali. Menurutnya, Ali hanya berstatus Pejabat Sementara (Pjs Kades). "Disamping itu dia juga tidak aspiratif dengan sebagian besar warga serta tidak pro aktif dengan tugas yang diembannya," tandasnya.
Lain lagi pendapat Ketua RT 3 Loa Pari Suherianto. Menurutnya, pembagian beras untuk orang miskin (raskin) di Loa Pari tidak pernah dilakukan secara transparan. "Bahkan akhir–akhir ini pembagian Raskin tidak pernah ada lagi di Loa Pari," ungkap Suherianto.
Kasubag Perangkat & Adminstrasi Desa Etty E Sumarni di hadapan perwakilan dari desa Loa Pari berjanji akan mendalami laporan yang disampaikan ke 5 tokoh desa Loa Pari tersebut untuk ditindaklanjuti. Menyinggung dana SWTM, Etty menyarankan untuk mendatangi Dinas Sosial Kabupaten Kukar, karena pihaknya tidak mengurus soal itu.
Sementara secara terpisah, Kasubag Penyusunan Program Dinas Sosial Kukar Yuliandris mengakui, dana program SWTM 2005 sampai saat ini masih dalam proses untuk dimasukkan dalam Buku Putih program Gerbang Dayaku. "Untuk Triwulan I (Januari-Maret) 2005 saja, kami belum menerima, baru dalam proses perhitungan di Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kukar," ujarnya ketika dihubungi melalui telepon.
Mengenai jumlah penerima SWTM di Loa Pari, lanjut Yuliandris, berdasarkan data Dinas Sosial Kukar sampai saat ini tercatat yang menerima masih seperti dulu yaitu 94 orang. Sedang 36 orang manula itu merupakan usulan penambahan baru yang disampaikan Kades Loa Pari.
"Kalau disetujui Bapemas, bisa jadi di Desa Loa Pari nanti menerima SWTM menjadi 94 ditambah 36 orang manula. Jadi bukan menghilangkan daftar nama penerima yang lama, tetapi menambah daftar nama baru sebanyak 36 orang lagi," jelasnya.
Yuliandris mengaku para manula dan pendampingnya salah dalam menginterpretasikan program SWTM di Loa Pari. "Seharusnya mereka tidak ke Kantor Bupati dulu, tetapi datanglah kepada kami sebagai pelaksana program ini," demikian katanya. (joe)
|