Planetarium Jagad Raya Lakukan Pengamatan Gerhana Bulan Fase-fase terjadinya gerhana bulan total yang dapat disaksikan dari wilayah Tenggarong dini hari tadi Photo: Agri
Warga bersama karyawan Planetarium Jagad Raya melakukan pengamatan gerhana bulan total, Kamis (16/06) dini hari tadi Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 16/06/2011 16:54 WITA
Fenomena alam berupa gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia dini hari tadi. Tak terkecuali di ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Tenggarong.
Meski sempat tertutup awan, fase-fase terjadinya gerhana bulan total dapat dinikmati secara kasat mata sejak pukul 01.23 WITA hingga berakhir pada pagi hari.
Bulan purnama yang semula bersinar terang berangsur-angsur mulai tertutup oleh bayangan bumi. Meski akhirnya secara total tertutup, namun bulan purnama masih tetap dapat dilihat. Hanya saja, bulan terlihat menjadi lebih redup dan berwarna coklat kemerahan.
Peristiwa alam yang cukup istimewa ini mendapat perhatian tersendiri dari pihak Planetarium Jagad Raya, Tenggarong. Dengan menggunakan 3 buah teleskop, mereka menggelar pengamatan gerhana bulan total.
Kegiatan pengamatan gerhana bulan total ini ternyata tak hanya diikuti para karyawan Planetarium Jagad Raya, namun juga oleh warga masyarakat di kota Tenggarong bahkan Samarinda. Bahkan para pehobi fotografi juga turut hadir di halaman Planetarium untuk mengabadikan momen ini.
Permukaan bulan terlihat memerah setelah tertutup oleh bayangan bumi Photo: Agri | | |
Menurut Ismansyah, salah seorang Staf Ahli Astronomi di Planetarium Jagad Raya, pengamatan terjadinya gerhana bulan total ini juga dilakukan di beberapa tempat di Indonesia, seperti Observatorium Bosscha (Bandung, Jawa Barat) maupun Observatorium Lhoknga (Nanggroe Aceh Darussalam).
"Kita menggunakan 3 buah teleskop untuk pengamatan ini, yakni satu buah teleskop Galileo dan 2 teleskop Starhoc yang masing-masing digunakan untuk pengamatan langsung dan pemotretan," ujarnya.
Menurut Imansyah, fenomena alam berupa gerhana matahari ataupun gerhana bulan biasa terjadi selama 3 hingga 7 kali dalam setahun. "Namun untuk gerhana bulan kali ini cukup istimewa, karena durasinya berlangsung cukup lama," ujarnya.
Sementara dikatakan Hanief Trihantoro yang juga Staf Ahli Astronomi di Planetarium Jagad Raya, fase gerhana bulan total yang dapat disaksikan di wilayah Tenggarong terjadi mulai pukul 01.23 WITA yakni ketika bulan mulai meredup atau disebut dengan fase penumbra.
"Mulai memasuki umbra pada pukul 02.22 WITA yakni ketika bentuk bulan berubah, tepiannya menggelap. Hingga akhirnya terjadi gerhana bulan total selama sekitar 1,5 jam mulai pukul 03.22 hingga 05.03 WITA," jelasnya.
Setelah itu, lanjutnya, bulan keluar dari fase umbra hingga pukul 06.02 WITA. "Bulan kembali terang secara utuh pada pukul 07.02 WITA," demikian paparnya. (win)
|