Promosikan Ulap Doyo, Rita Widyasari Tampil di Catwalk Bupati Rita Widyasari didampingi desainer Defrico Audy dan puluhan peragawati tampil di penghujung acara peragaan busana Rhythm of Tribalism Photo: Humas Kukar/Heru Abdi
Bupati Kukar Rita Widyasari memberikan keterangan pers sebelum peragaan busana Photo: Humas Kukar/Heru Abdi
|
KutaiKartanegara.com - 21/05/2011 08:24 WITA
Untuk kedua kalinya, rancangan busana dengan bahan dasar kain tradisional Ulap Doyo tampil di ajang Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) tahun 2011 di Jakarta, Kamis (19/05) malam.
Adalah desainer muda Defrico Audy yang kali ini mengangkat kain Ulap Doyo ke dalam 60 rancangan busana terbarunya dengan tema Rhythm of Tribalism.
Peragaan busana rancanagan Defrico Audy ini terbilang sukses dan mampu memukau ratusan hadirin yang memadati ballroom Hotel Harris Kelapa Gading, mulai dari kalangan pengamat mode, selebritis hingga politisi.
Yang menarik, seluruh rancangan berbahan Ulap Doyo ini dibawakan 30 model dan 30 selebritis, di antaranya adalah artis Julia Perez, duo T2 Tika dan Tiwi, Thessa Kaunang, Ita Purnamasari, Silvana Herman, Dinda Kanya Dewi, presenter Desi Novianti, Fenny Rose, pedangdut Iis Dahlia, Iyeth Bustami, Uut Permata Sari, Nini Carlina, Ine Shintya dan Kristina.
Penampilan istimewa Bupati Kukar Rita Widyasari Photo: Humas Kukar/Heru Abdi | | |
Dan yang istimewa, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari tampil berlenggang-lenggok di atas catwalk layaknya peragawati menampilkan busana pesta dengan sentuhan kain Ulap Doyo itu.
Peragaan busana Rhythm of Tribalism sendiri terselenggara atas kerjasama Yayasan Merah Putih dengan Pemkab Kukar. Selain Defrico Audy, desainer lainnya yang digandeng untuk mengangkat kain Ulap Doyo ke dalam rancangan busana ini adalah Ian Adrian.
Ian sendiri merupakan desainer pertama yang mempromosikan kain Ulap Doyo dalam ajang JFFF tahun lalu lewat rancangan bertema Tales from Kutai.
Dikatakan Bupati Kukar Rita Widyasari, peragaan busana Rhythm of Tribalism ini bertujuan untuk mempopulerkan salah satu kain tenun tradisional yang ada di Kukar yakni Ulap Doyo.
"Selama ini Ulap Doyo belum tenar di Indonesia. Maka tugas saya sebagai Bupati adalah untuk mempromosikan salah satu warisan leluhur ini," ujarnya.
Dengan semakin terkenalnya kain Ulap Doyo, Rita berharap hal ini dapat menggairahkan kembali usaha tenun Ulap Doyo yang kini mulai berkurang. "Saya berharap para pengrajin kain Ulap Doyo kembali aktif menenun sehingga bisa lebih meningkatkan pendapatan mereka," demikian kata Bupati wanita pertama di pulau Kalimantan ini. (her/win)
|