Banjir Rendam 5 Desa di Muara Badak Salah satu lingkungan desa di Muara Badak yang terendam banjir Photo: Fitri Tri
Ribuan warga Muara Badak terpaksa mengungsi lantaran banjir merendam rumah warga mereka Photo: Fitri Tri
|
KutaiKartanegara.com - 11/04/2011 19:01 WITA
Sebanyak 5 desa di wilayah Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terendam banjir akibat tingginya curah hujan yang terjadi pada Sabtu (09/04) lalu.
Tidak ada korban jiwa dari peristiwa banjir terburuk sepanjang 20 tahun terakhir di daerah penghasil migas tersebut. Namun ribuan rumah warga terendam air dengan ketinggian antara 0,5 hingga 2,5 meter.
Menurut Camat Muara Badak H Sunggono, ada 5 desa yang teredam banjir dengan korban banjir mencapai 8.267 jiwa yang terdiri dari 1.985 Kepala Keluarga (KK).
Di Desa Badak Baru, korban banjir sebanyak 581 KK atau 2.513 jiwa, kemudian Desa Muara Badak Ulu sebanyak 614 KK atau 2.414 jiwa, Desa Muara Badak Ilir sebanyak 94 KK atau 419 jiwa, Desa Gas Alam sebanyak 683 KK atau 2.854 jiwa, serta Desa Tanjung Limau dengan korban banjir sebanyak 13 KK atau 67 jiwa.
"Kalau kerugian akibat banjir ini baik dalam bentuk materi dan imateri belum dapat dipastikan. Yang pasti mencapai milyaran rupiah," ujarnya.
Warga berkumpul menyaksikan pemukiman yang terendam banjir cukup parah Photo: Fitri Tri | | |
Ditambahkannya, musibah banjir ini sangat mengejutkan warga. Pasalnya, banjir datang dengan tiba-tiba di pagi hari di saat sebagian warga masih tertidur lelap.
Camat Muara Badak juga menjelaskan bahwa pihaknya telah membentuk Posko yang dipusatkan di Desa Badak Baru yang merupakan salah satu desa yang mengalami dampak banjir terparah.
"Kami telah melakukan koordinasi dengan Bupati Kukar Rita Widyasari yang langsung menindaklanjuti dengan menginstruksikan instansi terkait untuk segera memberikan bantuan, seperti Badan Kesbang Linmaspol Kukar," ujarnya.
Hingga hari ini, volume air sudah sedikit menurun namun di beberapa wilayah Desa masih ada yang terendam banjir seperti di Desa Muara Badak Ulu yang terendam justru setelah curah hujan reda. Hal ini dikarenakan pada saat bersamaan, air laut sedang mengalami pasang.
Apa yang menjadi penyebab terjadinya banjir terparah dalam sejarah Muara Badak ini? Kerusakan lingkungan akibat penebangan hutan dituding menjadi penyebab utama banjir. "Hutan telah dibabat habis untuk kepentingan bisnis oleh oknum atau lembaga tertentu," ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya. (pit)
|