Syaukani-Samsuri Dengarkan Pidato Presiden RI di DPRD Kukar
Suasana Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kukar dengan acara mendengarkan Pidato Presiden SBY di hadapan anggota DPR RI di Jakarta Photo: Joe
|
KutaiKartanegara.com - 16/08/2005 22:42 WITA
Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Drs H Syaukani HR MM dan Wakilnya Drs H Samsuri Aspar MM tadi siang menghadiri Rapat Paripurna Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kukar yang dipimpin Ketuanya H Bachtiar Effendi dengan acara tunggal mendengarkan Pidato Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono (SBY) melalui proyektor di Ruang Sidang Utama Gedung DPRD Kukar, Tenggarong.
Turut hadir dalam acara ini selain anggota dan unsur pimpinan DPRD Kukar juga nampak jajaran pejabat Muspikab Kukar lainnya, kepala dinas/instansi serta tokoh masyarakat. Dikatakan Ketua DPRD H Bachtiar Effendi, rapat paripurna dengan acara mendengarkan pidato langsung Presiden RI ini terbuka untuk umum.
Menurutnya, acara ini sangat penting karena selain bagian dari peringatan HUT RI ke-60 juga untuk mengetahui arah kebijakan pemerintah dalam melaksanakan program-programnya sekaligus mengantar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2006 sebagai pertanggungjawaban publik Presiden RI kepada rakyat.
Bupati Kukar H Syaukani HR bersalaman dengan Ketua DPRD H Bachtiar Effendi usai Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kukar Photo: Joe | | |
"Melalui acara seperti ini dapat diketahui secara lebih dini mengenai arah maupun rencana pembangunan masa depan bangsa kita khususnya untuk tahun anggaran 2006 mendatang," demikian katanya.
Sementara Bupati Kukar Drs H Syaukani HR MM ketika dimintai komentarnya tentang rencana pemerintah yang disampaikan Presiden SBY dalam pidatonya yang akan mengucurkan dana perimbangan lebih besar ke daerah-daerah mengatakan secara singkat, "Kita sama-sama berharap, semoga realisasinya benar-benar terjadi," ujarnya.
Diakui Syaukani, selama ini dana perimbangan yang diterima daerah terutama bagi daerah penghasil belum imbang yaitu sekitar 4,5%. Penerimaannya (dana perimbangan-red) selama ini belum proporsional betul, padahal Kukar penyumbang devisa yang cukup signifikan dari hasil migas yaitu sekitar 40%.
"Agar lebih adil, ke depan pemerintah harus lebih memperhatikan pembagian hasil migas ini paling tidak untuk Kukar saja sekitar 8 hingga 10 persen dari hasil produksi migas seluruhnya. Dengan porsi perimbangan hingga 10 persen, insya Allah Kukar dengan program Gerbang Dayaku Tahap II pasti tidak kalah dengan Negara Sultan Bolkiah (Brunei Darussalam-red)!" tandasnya. (joe)
|