Dipentaskan di Atas Sungai Mahakam Magnetism Pukau Warga Tenggarong Penampilan7 penari Yayasan Gubang dalam pagelaran tari kontemporer Mahakam Magnetism di sungai Tenggarong, Sabtu (11/12) malam kemarin Photo: Agri
Gerak tari yang cukup sulit kerap diperagakan para penari Yayasan Gubang yang terlibat dalam tari kontemporer Mahakam Magnetism Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 12/12/2010 22:31 WITA
Sungai Mahakam sejak jaman dahulu telah menjadi urat nadi kehidupan masyarakat Kutai. Kendati air Mahakam tak lagi jernih, kehadirannya masih memiliki daya pikat tersendiri dan bahkan masih menyimpan suatu misteri.
Magnetisme atau daya pikat sungai Mahakam inilah yang menjadi inspirasi Hariyansa, koreografer Yayasan Gubang Seni Tari dan Musik Kutai Kartanegara (Kukar), untuk menuangkannya dalam sebuah garapan tari kontemporer bertajuk Mahakam Magnetism.
Uniknya, pagelaran tari kontemporer Mahakam Magnetism yang berlangsung pada Sabtu (11/12) malam ini tidak ditampilkan didalam gedung pertunjukan. Melainkan di sebuah pentas yang dibangun di atas sungai Tenggarong, yang merupakan anak sungai Mahakam.
Refleksi aksi para penari tampak begitu jelas saat air sungai mengalir tenang Photo: Agri | | |
Pagelaran tari kontemporer di atas sungai yang boleh dibilang cukup langka ini mendapat sambutan antusias warga kota Tenggarong. Warga tampak sangat menikmati pagelaran tari berdurasi satu jam ini dari tepian sungai yang berada di kawasan Jalan Mayjen S Parman.
Diiringi alunan musik etnik kontemporer yang memikat serta didukung pencahayaan dari puluhan obor dan lampu sorot, aksi tujuh penari dari Yayasan Gubang ini mampu memberikan hiburan tersendiri bagi para penonton.
Yang menarik, para penari tak hanya menyuguhkan tarian di atas pentas yang terbuat dari bambu itu. Namun mereka juga melakukan aksi teatrikal dengan menggunakan gubang alias perahu sambil menyusuri sungai.
Menurut koreografer Hariyansa, pagelaran tari kontemporer Mahakam Magnetism ini dilaksanakan dalam rangka pengkaryaan serta menyemarakkan hari jadi Yayasan Gubang ke-5 yang jatuh pada bulan November lalu.
Sedangkan ide pagelaran Mahakam Magnetism, lanjutnya, tercetus dari terancamnya kelestarian sungai Mahakam sebagai sumber kehidupan serta aktivitas masyarakat.
"Oleh karena itu saya mengangkatnya dalam sebuah garapan tari kontemporer yang kita coba laksanakan di atas sungai. Mungkin inilah pementasan tari pertama yang dilaksanakan di atas sungai," ungkap Hariyansa. (win)
|