Eceng Gondok, Gulma Yang Jadi Media Tanam Jamur Tiram Putih Kumpulan gulma berupa eceng gondok dan tanaman liar lainnya sering menjadi pengganggu lalu-lintas perairan sungai Mahakam Photo: Agri
Kepala Balitbangda Kukar Hermawan (kedua dari kanan) berharap agar eceng gondok dapat dimanfaatkan secara luas oleh petani Kukar sebagai media tanam jamur tiram putih Photo: Humas Kukar/Heru Abdi
|
KutaiKartanegara.com - 24/11/2010 09:07 WITA
Eceng gondok (Eichhornia crassipes) atau yang dikenal dalam bahasa Kutai dengan sebutan kumpai sangat banyak ditemukan di perairan sungai Mahakam maupun di dua danau besar di Kutai Kartanegara (Kukar) yaitu Danau Semayang dan Melintang.
Tak jarang keberadaan eceng gondok ini dipandang sebagai gulma pengganggu yang tak bermanfaat. Misalnya saja mengganggu lalu-lintas sungai atau bahkan dapat merusak keramba ikan milik warga jika jumlahnya begitu banyak.
Namun sebenarnya eceng gondok juga dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal. Salah satunya adalah sebagai media tanam budidaya jamur tiram putih.
Oleh karena itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kukar menggelar Seminar Kajian tentang Pemanfaatan Eceng Gondok di Tenggarong, Selasa (23/11) kemarin.
Seminar tersebut diikuti oleh perwakilan kelompok tani/perkebunan dari beberapa Kecamatan di Kukar, serta dari dinas/instansi terkait. Sedangkan narasumber pada seminar tersebut yaitu dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda dan dari Balitbangda Kukar.
Menurut Kepala Balitbangda Kukar, Hermawan, pemanfaatan gulma eceng gondok diharapkan mampu memberikan konstribusi peningkatan nilai gulma yang akan menjadi produk utama atau turunan. "Sehingga bermanfaat pada peningkatan ekonomi masyarakat," ujarnya.
Mengapa dipilih jamur tiram putih sebagai produk turunan dari eceng gondok yang sudah diproses menjadi media tanam, menurut Hermawan dikarenakan prospek jamur tiram putih sangat menjanjikan.
"Saat ini kebutuhan pasar akan jamur tiram yang kandungannya bermanfaat bagi tubuh memang belum terpenuhi. Harga jualnya pun cukup tinggi yaitu antara Rp 20 hingga 40 ribu per kilogramnya," jelas Hermawan.
Ditambahkannya, proses penyiapan media hingga bisa dipanen pun tak begitu lama, yakni kurang lebih 3 bulan saja.
Lewat kegiatan seminar ini, Hermawan berharap agar budidaya jamur dengan media eceng gondok dapat diterapkan oleh para petani di Kukar. "Sehingga mampu meningkatkan pendapatan mereka," harapnya. (win/her)
|