Erau Ditutup Dengan Mengulur Naga dan Belimbur Dua replika naga saat dilepas dari Tenggarong menuju Kutai Lama yang merupakan ibukota pertama Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura Photo: Agri
Putra Mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat melakukan tepong tawar ke replika naga Photo: Agri
|
KutaiKartanegara.com - 19/07/2010 10:55 WITA
Erau Pelas Tujuh Benua secara resmi ditutup Minggu (18/07) kemarin yang ditandai dengan upacara Mengulur Naga dan Belimbur di Tenggarong dan desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana.
Meski hujan gerimis sempat turun, upacara penutupan Erau 2010 yang dipusatkan di Keraton Kutai Kartanegara atau Museum Mulawarman ini tetap berjalan tertib dan khidmat.
Penutupan Erau sendiri dilakukan Staf Ahli Gubernur Kaltim H Sulaiman Gafur, mewakili Gubernur Awang Faroek Ishak yang berhalangan hadir lantaran masih berada di luar daerah.
Usai pembacaan riwayat Naga Erau, sepasang replika Naga pun diberangkatkan menuju Kutai Lama yang merupakan ibukota pertama Kerajaan Kutai Kartanegara.
Pemberangkatan dua replika naga ini dipimpin langsung Putra Mahkota Kesultanan Kutai HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat.
Sementara naga mulai meninggalkan Tenggarong, di dermaga Tenggarong dilaksanakan ritual Sultan naik ke Rangga Titi.
Pada prosesi ini Sultan memercikkan air Tuli yang diambil dari perairan Kutai Lama dengan mayang pinang. Air Tuli itu dipercikkan ke badan Sultan sendiri, kemudian ke orang-orang di sekelilingnya. Percikan air tuli oleh Sultan ini menjadi tanda bahwa Belimbur atau siram-siraman air boleh dimulai.
Perang air tak hanya terjadi di wilayah sekitar Keraton, namun meluas di seluruh pelosok kota Tenggarong hingga Loa Kulu. Dan yang tak kalah seru, Belimbur juga terjadi di Kutai Lama yang melibatkan ratusan perahu hingga kapal-kapal besar. (win)
|